Langsung ke konten utama

Maju! Jalan Terus! (Oh Ya?)

Dalam menjalani hidup, ya harus maju ke depan. Masa berjalan mundur ke belakang? Jangan jadi orang bodoh yang tak mau berpikir dengan jernih.

Saat ini ada tantangan baru. Kenapa tidak dicoba menjalani dengan sebaik-baiknya?

Sebenarnya yang menjadi masalah adalah ketidakpastian yang membentang bagai tirai gelap yang menutupi sekelilingku, hanya menyisakan ruang sempit di sekitar. Lebih dari itu, segalanya tidak jelas.

Dulu aku pikir hal seperti ini tidak akan terjadi padaku. Sekarang ternyata ide atau tema seperti ini terasa sangat mengganggu dan membebani pikiran, membuat gelisah, dan tak berdaya.

Kenapa harus menjalani sesuatu dengan sebaik-baiknya, berusaha memandang dari sisi positif, bila pada dasarnya sistem yang berjalan hanya punya satu parameter: mendapatkan yang terbaik bagi pertumbuhan dan keberlangsungan hidup diri sendiri.

Apa mau jadi seperti peribahasa: "Habis manis, sepah dibuang."?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bugging Me

Look, I am not a person that you might call "grammar Nazi" but CMIIW, shouldn't this ad be corrected? Is it or is it not the correct word should be " SMOOTHER "?

Pameran 200 Tahun Raden Saleh

Billboard Pameran Raden Saleh di Parkiran Museum Nasional

Perbandingan Gado-Gado

Sebelumnya minta maaf tak ada foto karena beberapa alasan. Baiklah, begini ceritanya: Tadi siang akhirnya aku membeli lagi gado-gado dari langgananku yang biasa mangkal di dekat sebuah rumah sakit. Sudah lama sekali tak makan di sini karena beberapa kali aku datang selalu saja sudah habis. Cukup laris memang, apalagi mengingat biasanya dia mulai berjualan pukul 10:00 pagi dan pada 12:30 biasanya dagangannya sudah habis. Seporsi gado-gado buatannya bisa didapat seharga 5.500 rupiah. Sebenarnya di dekat kantor ada cabang restoran gado-gado terkemuka di Jakarta. Saking dekatnya, tak sampai lima menit jalan kaki sudah sampai di restoran ini. Setahuku banyak juga orang yang datang ke sini untuk makan gado-gadonya. Lebih dekat ke restoran ini daripada ke penjual gado-gado langgananku itu. Tapi sampai sekarang aku belum pernah makan gado-gado restoran ini. Alasannya sederhana. Seporsi gado-gado restoran dihargai tak kurang dari 15 ribu rupiah. Ukuran porsi aku tak tahu tetapi bi...