Langsung ke konten utama

Daft Punk di Tron: Legacy

Dari sekian banyak blog post di internet soal film Tron: Legacy dari Disney ini, pastilah juga ada banyak yang membahas tentang Daft Punk yang mengisi ilustrasi musiknya. Tak apalah aku menambahkan satu post lagi yang bersifat minat personalku tentang angle Daft Punk, Disney, dan film fiksi ilmiah tentang komputer.



Pemilihan duo Daft Punk adalah pilihan yang tepat. Musik mereka elektronik. Style mereka robotik. Film ini tentang komputik (yeah, aku tahu aku memaksa rimanya). Tetapi betapa menariknya mendengarkan satu album ilustrasi musik untuk film ini membuatku sangat bersemangat untuk menontonnya! Aku ingin tahu apakah Linda akan merasakan hal yang sama denganku?

Mengingat sekian tahun yang lalu aku membaca cerita tentang film Tron di terbitan Intisari yang saat itu sangat captivate imajinasiku! Bayangkan: sebuah dunia dalam komputer dimana program-program saling berinteraksi, lengkap dengan adegan balap dan duel cakram! Keren! Padahal aku hanya membaca tulisan tentang jalan cerita film itu tapi sampai sekarang aku masih ingat bahwa aku merasa sangat bersemangat dan terkagum-kagum. Kemudian bayangkanlah sekarang betapa bersemangatnya aku karena film ini akhirnya dirilis sekuelnya!


Apalagi ditambah pihak studio memakai Daft Punk untuk ilustrasi musik? Super! Setidaknya seandainya film ini tak memenuhi ekspektasi dan imajinasiku, ada Daft Punk yang akan "menyelamatkan" segalanya, sama seperti ketika Trent Reznor mengisi ilustrasi untuk Social Network (2010) yang membuatku tersentak dan sangat terpikat.

Seandainya semakin banyak pembuat film lokal yang mau memakai artis dan pencipta lagu bertalenta -- bukan sekedar cuma nama saja padahal musiknya begitu-begitu saja -- untuk berkolaborasi mengisi ilustrasi musik yang dibuat khusus, bukan cuma sekedar mengambil lagu terkenal dan dimasukkan ke dalam film, betapa akan mengesankan.


Apalagi kalau ilustrasi musik dan citra pembuatnya sangat dekat/kental dengan tema dari film itu sendiri, seperti Daft Punk dan komputer, sehingga kolaborasi mereka justru akan semakin mengangkat film itu sendiri. Yeah, biarpun aku tak yakin dengan sekuel yang baru dibuat 20 tahun kemudian, setidaknya ada Daft Punk!

Soalnya begini, film Tron itu pada zamannya justru tak berhasil secara komersil karena mayoritas penonton bioskop masa itu tak bisa mengerti apa yang diceritakan di dalamnya. Tetapi justru karena lompatannya yang jauh ke depan itulah maka film ini mencapai status cult dan kupikir, semua orang yang merasa terpikat oleh film pertamanya sekian puluh tahun yang lalu akan menonton film ini.

Kuharap Tron: Legacy bukan cuma menjadi semacam festival spesial efek saja. Amin.


P.S.: Kuharap tokoh Quorra tak hanya sekedar eye candy "gak penting" seperti Megan Fox di film Transformers.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Persistent, With Smile"

Itulah motto yang harus kupegang dalam menjalankan tugas sekarang ini. Maksud dari "Persistent, With Smile" adalah bahwa aku tetap ngotot mencapai tujuan tugas/ kerja tanpa melupakan untuk terus tersenyum. Terdengar lebih mudah daripada kenyataannya karena saat mendapati hasilnya tak sebanding dengan upaya yang dikeluarkan, bisa jadi terasa pesimis, frustrasi, atau bahkan putus asa dan menjadi apatis! Ini tentu tidak baik dan tidak sehat. Untuk tetap bisa tersenyum dalam arti senyum yang sebenarnya, bukan senyum palsu yang dipaksakan, aku tentu akan mencoba mencari alasan yang pas. Tentu untuk bisa tersenyum dengan tulus dan punya makna, aku sedang ingin tersenyum. Yang kulakukan kemudian adalah menemukan hal-hal yang membuatku bisa tersenyum! Pencapaian kecil, lelucon pribadi, hal menyenangkan yang bisa kunikmati sendiri atau dibagi dengan orang lain. Tetap berusaha keras dengan memikirkan cara dan solusi terbaik, alternatif yang wajar, jalan keluar dari masalah,...

mengatur waktu sesuai kapasitas, prioritas, dan sumber daya lainnya.

 mencari tahu tentang manajemen waktu, pelan-pelan menerapkannya sesuai kondisi, konsisten dan berkomitmen dengan proses. lalu setelah beberapa waktu, melakukan evaluasi dengan maksud membuat beberapa perubahan dan penyesuaian demi semakin efektifnya bekerja. ini adalah upaya yang memerlukan ketekunan, kegigihan, dan kesabaran, selain tentunya kecerdasan pada tingkatan tertentu. prioritas yang tertinggi adalah menjadikan diri lebih baik dari sebelumnya, dapat bekerja lebih cepat atau segera mendelegasikan tugas rutin yang tidak esensial. selain itu tentunya dapat berpikir kreatif dan menemukan solusi. coba lihat paragraf di atas. aku menuliskan hal-hal seperti aku tahu banyak hal padahal tidak.