Langsung ke konten utama

Tidak Tahu? Sama!

Menjadi karyawan sebuah perusahaan penyedia perangkat telekomunikasi dan jasa pemeliharaannya, membuatku bertanya pada diri sendiri: "Inikah yang kucari? Inikah posisi yang tepat dalam hidupku?"

Dan yang lebih penting lagi: "Apakah aku puas dengan pencapaian selama ini?"

Jawaban yang bisa kuberikan adalah: "Rasanya bukan. Sepertinya tidak." Dan, "Belum!"

Aku masih mencari posisi dan peranku dalam hidup, apa yang bisa kuberikan pada diri sendiri, apa yang bisa kuberikan untuk orang lain. Sudah cukup berguna dan bermanfaatkan kiprahku di dalam perusahaan, bagi orang di sekitar, bagi orang yang kusayangi, untuk orang yang bahkan tidak pernah kutemui secara langsung.

Seperti krisis diri - biarpun aku tidak sudi menyebutnya sebuah "krisis" karena akan terdengar seperti keadaan genting dan memaksa - yang berkepanjangan. Aku tahu apa pemicunya, di mana titik mulainya, dan samar-samar aku bisa bayangkan apa solusinya.

Tapi untuk itu aku jelas membutuhkan bantuan. Mungkin bantuan profesional.

Aku ingin berkarya, aku ingin punya kontribusi.

Hanya saja dalam lingkungan yang sekarang, aku belum menemukan cara yang tepat untuk melakukan keduanya.

Tentu saja, itu berarti aku masih mencari. Melihat sekeliling.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bugging Me

Look, I am not a person that you might call "grammar Nazi" but CMIIW, shouldn't this ad be corrected? Is it or is it not the correct word should be " SMOOTHER "?

ok laptop computer, now take a break

  Jadi sebagai pengguna laptop kantor untuk juga beberapa korespondensi pribadi dan " few-ish" non-work related stuff , aku tahu bahwa tidak bisa meminta privasi terlindungi karena: 1. Tidak ada hukum positif Indonesia (setahuku) yang bisa melindungiku saat perwakilan kantor mau buka-buka isi laptop kantor. 2. Kultur kantor tidak menghendaki komputer dan jaringan datanya dipakai untuk urusan non-work . Ini berarti aku perlu melakukan langkah-langkah antisipatif untuk melindungi kepentinganku sendiri. Kepentingan sendiri ini termasuk tapi tidak terbatas pada kesehatan mental, kesehatan  fisik, preferensi hidup, dan hal lainnya. Tidak sulit menemukan orang yang tidak menganggap beberapa aspek dalam hidup harus dilindungi karena privasi itu penting. Sekarang aku perlu beristirahat jadi laptop ini perlu sebuah break  juga.

orang pintar makan orang bodoh

ORANG PINTAR, MAKAN ORANG BODOH caranya agar orang bodoh tidak dimakan? berada dalam grup berjumlah banyak sehingga ada kemungkinan luput dari terkaman atau dimangsa. ada orang lain yang kena makan, bukan dirinya. tapi strategi ini membutuhkan tingkat kepintaran tersendiri. kalau bodoh tapi merasa pintar dan mau sendirian saja karena tidak mau berbagi kepintaran ? ya bisa habis begitu saja dalam keadaan sendirian pula.