Langsung ke konten utama

2014 is Such An Eventful Year

Such an eventful year, this past 2014. Many things happened for the first time. Achievements and failures. Hopes fulfilled, dreams realised, sweat and tears spent, some in vain, some were not. Brightly-colored or dull-grey and black.

Too many to count.

2014 is the year this company I worled for, gave me a "Best Employee" award, one recipient among a hundred, out of around six thousand employees.

Pride? Yes.

But I am perfectly aware it was teamwork and the achievement was never mine alone.

2014 is the year that I as an adult finally used my right to vote, on both elections. First accompanied by my father, may his soul rest in peace, the second was to fulfill my promise to him while standing on his bed at the hospital. We put high hopes on the guy we trust to be the president and gladly for us until this day, he hasn't failed us the way his predecessor did. Even in test of times like reducing fuel subsidies and AirAsia crisis.


2014 is the year we buried our dad. He was in pain in intensive care unit for weeks here in Pekanbaru and actually when he passed away, I am glad the ordeal was finally over. Never easy to see your own family tied to machines which kept him alive. Scene like that would never be erased, only the feelings associated with it will change nuances, yet never forgotten.

2014 is the year I take a new healthy hobby: cycling. Buying my first personally owned bile, with my own money. Cycling is a way I beat my own psychological barriers. A way to meet my limit and surpass them. And I did. Lost 7 kgs in six months, of course by reducing sugar and eating healthier food (but not as frequently as I knew I should be).

2014 is the year I start GoPro-ing after years of only dreaming. A lot to learn and to try. I am still experimenting, as my plan tomorrow morning.

2014 is the year I saw tension among people of different religions escalate. Intolerance rising even more. And the previous government, as usual, not give a damn about this. This is a part that I fear our new president might fail.

Enough of 2014.

Here is for 2015, where I will embark on a new phase of professional life, achieve more than last year, and learn how to wheelie and bunny-hop!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Persistent, With Smile"

Itulah motto yang harus kupegang dalam menjalankan tugas sekarang ini. Maksud dari "Persistent, With Smile" adalah bahwa aku tetap ngotot mencapai tujuan tugas/ kerja tanpa melupakan untuk terus tersenyum. Terdengar lebih mudah daripada kenyataannya karena saat mendapati hasilnya tak sebanding dengan upaya yang dikeluarkan, bisa jadi terasa pesimis, frustrasi, atau bahkan putus asa dan menjadi apatis! Ini tentu tidak baik dan tidak sehat. Untuk tetap bisa tersenyum dalam arti senyum yang sebenarnya, bukan senyum palsu yang dipaksakan, aku tentu akan mencoba mencari alasan yang pas. Tentu untuk bisa tersenyum dengan tulus dan punya makna, aku sedang ingin tersenyum. Yang kulakukan kemudian adalah menemukan hal-hal yang membuatku bisa tersenyum! Pencapaian kecil, lelucon pribadi, hal menyenangkan yang bisa kunikmati sendiri atau dibagi dengan orang lain. Tetap berusaha keras dengan memikirkan cara dan solusi terbaik, alternatif yang wajar, jalan keluar dari masalah,...

Daft Punk di Tron: Legacy

Dari sekian banyak blog post di internet soal film Tron: Legacy dari Disney ini, pastilah juga ada banyak yang membahas tentang Daft Punk yang mengisi ilustrasi musiknya. Tak apalah aku menambahkan satu post lagi yang bersifat minat personalku tentang angle Daft Punk, Disney, dan film fiksi ilmiah tentang komputer. Pemilihan duo Daft Punk adalah pilihan yang tepat. Musik mereka elektronik. Style  mereka robotik. Film ini tentang komputik (yeah, aku tahu aku memaksa rimanya). Tetapi betapa menariknya mendengarkan satu album ilustrasi musik untuk film ini membuatku sangat bersemangat untuk menontonnya! Aku ingin tahu apakah Linda akan merasakan hal yang sama denganku? Mengingat sekian tahun yang lalu aku membaca cerita tentang film Tron di terbitan Intisari yang saat itu sangat captivate  imajinasiku! Bayangkan: sebuah dunia dalam komputer dimana program-program saling berinteraksi, lengkap dengan adegan balap dan duel cakram! Keren! Padahal aku hanya membaca tulisan tent...

mengatur waktu sesuai kapasitas, prioritas, dan sumber daya lainnya.

 mencari tahu tentang manajemen waktu, pelan-pelan menerapkannya sesuai kondisi, konsisten dan berkomitmen dengan proses. lalu setelah beberapa waktu, melakukan evaluasi dengan maksud membuat beberapa perubahan dan penyesuaian demi semakin efektifnya bekerja. ini adalah upaya yang memerlukan ketekunan, kegigihan, dan kesabaran, selain tentunya kecerdasan pada tingkatan tertentu. prioritas yang tertinggi adalah menjadikan diri lebih baik dari sebelumnya, dapat bekerja lebih cepat atau segera mendelegasikan tugas rutin yang tidak esensial. selain itu tentunya dapat berpikir kreatif dan menemukan solusi. coba lihat paragraf di atas. aku menuliskan hal-hal seperti aku tahu banyak hal padahal tidak.