Langsung ke konten utama

"Where Do You Go, When There's No Place For You Here Anymore?"

Pernah tidak terpikir bahwa akan ada masanya ketika dirimu menjadi obsolete alias tak lagi punya manfaat di tempatmu yang sekarang? Bahwa masamu "telah lewat"?

Aku pernah. Terlebih beberapa bulan terakhir ini.

Aku punya skill yang tidak bermanfaat di tempatku bekerja, begitu bagian ini selesai dikerjakan. Tak ada lagi yang bisa aku lakukan. Sekarang saja peranku makin berkurang karena atasan mendatangkan orang lain ke dalam organisasi.

Aku tahu tanda-tandanya dan sebagian dariku berpendapat bahwa bila sudah waktunya pergi, why not? Tetapi tentu saja, fear of the unknown membuatku terlalu takut untuk melakukan analisis terhadap posisi dan kondisi saat ini. Bahkan seperti kaku, tak bisa berpikir, tak tahu mau melakukan antisipasi seperti apalagi.

"Ke mana kau akan pergi, saat tak ada lagi tempatmu di sini?"

Aku membaca kalimat itu dalam pengantar sebuah video yang diunggah di Vimeo dan terasa seperti ditonjok di ulu hati. Karena jawabannya adalah:

"Aku tak tahu."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bugging Me

Look, I am not a person that you might call "grammar Nazi" but CMIIW, shouldn't this ad be corrected? Is it or is it not the correct word should be " SMOOTHER "?

Pameran 200 Tahun Raden Saleh

Billboard Pameran Raden Saleh di Parkiran Museum Nasional

Perbandingan Gado-Gado

Sebelumnya minta maaf tak ada foto karena beberapa alasan. Baiklah, begini ceritanya: Tadi siang akhirnya aku membeli lagi gado-gado dari langgananku yang biasa mangkal di dekat sebuah rumah sakit. Sudah lama sekali tak makan di sini karena beberapa kali aku datang selalu saja sudah habis. Cukup laris memang, apalagi mengingat biasanya dia mulai berjualan pukul 10:00 pagi dan pada 12:30 biasanya dagangannya sudah habis. Seporsi gado-gado buatannya bisa didapat seharga 5.500 rupiah. Sebenarnya di dekat kantor ada cabang restoran gado-gado terkemuka di Jakarta. Saking dekatnya, tak sampai lima menit jalan kaki sudah sampai di restoran ini. Setahuku banyak juga orang yang datang ke sini untuk makan gado-gadonya. Lebih dekat ke restoran ini daripada ke penjual gado-gado langgananku itu. Tapi sampai sekarang aku belum pernah makan gado-gado restoran ini. Alasannya sederhana. Seporsi gado-gado restoran dihargai tak kurang dari 15 ribu rupiah. Ukuran porsi aku tak tahu tetapi bi...