"Bagaimana caranya aku memastikan diriku tidak dipermainkan pedagang ini?" seperti itulah pertanyaan yang sering kuarahkan ke diri sendiri tiap kali hendak bertransaksi atau minimal mengecek barang yang ditawarkan di toko (fisik maupun online). Sejujurnya, aku tidak membiasakan diri untuk mempercayakan apa yang disampaikan seseorang kepadaku. Terlebih saat orang tersebut berpotensi mendapatkan keuntungan dari kepercayaan yang kuberikan. Dalam keadaan seperti itu, penting bagi orang tersebut untuk membuatku percaya pada kata-katanya dan kemudian mengikuti apapun yang dia anjurkan: membeli barang/jasa yang ditawarkan; memberikan pinjaman uang; dan hal serupa.
Dalam keadaan seperti sekarang ini, saat orang mengira aku punya lebih banyak, lebih sejahtera daripadanya, lebih mampu "menelan" kerugian yang mungkin timbul, atau tidak akan membuat keributan bila ternyata tertipu, rasa waspada dan keragu-raguan yang terukur itu penting. Setidaknya menurutku. Tak baik bila gampang percaya. Semua orang punya jiwa oportunistis, karena sifat itu terpendam dalam aspek dasar semua mahluk hidup: kebutuhan untuk bertahan hidup.
Dalam keadaan seperti sekarang ini, saat orang mengira aku punya lebih banyak, lebih sejahtera daripadanya, lebih mampu "menelan" kerugian yang mungkin timbul, atau tidak akan membuat keributan bila ternyata tertipu, rasa waspada dan keragu-raguan yang terukur itu penting. Setidaknya menurutku. Tak baik bila gampang percaya. Semua orang punya jiwa oportunistis, karena sifat itu terpendam dalam aspek dasar semua mahluk hidup: kebutuhan untuk bertahan hidup.
Kembali ke pertanyaan awal, menghindari dipermainkan oleh pedagang, salah satu cara yang kulakukan adalah melakukan riset. Barang atau jasa yang hendak dibeli, dicek dulu varian spesifikasi dan harga yang umumnya ditawarkan. Cek kapan harga itu dikeluarkan. Tidak terburu-buru untuk menyelesaikan transaksi karena menampilkan kesan seakan barang/jasa hanya tersedia secara terbatas akan mendorongku sebagai calon konsumen untuk segera membayar. Ingat: waspada dan ragu-ragu yang wajar.
Semuanya bisa disimpulkan menjadi satu hal: kontrol diri.
Komentar
Posting Komentar