Langsung ke konten utama

Postingan

Entri yang Diunggulkan

I Got You On Record!

As any cyclist who has daily commute in these roads, sometimes brushing with other road user is inevitable. Don't let me start with my own experience, I might bore you. But because safety is my main concern, and also I want to try my hand at video editing, I decided to install my action camera on my second bicycle. I figure that I will get both needs fulfilled by doing it. Healthier body by cycling. Video materials for editing and uploading. Rear Mounted Action Cam
Postingan terbaru

ingat kok, cuma jarang update saja.

 sesibuk-sibuknya aku dulu, masih ada menuliskan sesuatu di sini sebagai sebuah jurnal atau untuk fungsi lainnya. aneh saja kalau sudah beberapa bulan ini aku lebih menyimpan semua ide dan bahan pikiran di dalam kepala, lalu melupakan banyak hal. tahu rasanya bagaimana melupakan sesuatu? ya seperti itu yang kurasakan. jadi biarlah ini penanda, pada hari Natal ini, bahwa aku pernah punya (beberapa) blog dan ini adalah salah satunya.

Menyeimbangkan Keuangan

 Tentu ada kelompok orang ingin punya uang sejumlah yang dibutuhkan saat kondisi membutuhkan itu muncul. Aku termasuk kelompok yang idealismenya ya seperti itu. Sungguh mudah (mungkin) bila hidup dalam kondisi keuangan seperti itu. Kriteria kesesuaian dan kesenangan hati diukur dari apakah uang yang ada bisa mencukupi kebutuhan dan keinginan saat itu. Mudah, bukan?

mencari penyakit namanya

ada saja  orang yang doyan mencari penyakit untuk diri sendiri, kadang sekalian untuk teman dan saudara serta keluarga di semua jalur komunikasi, tidak ada cara lain mengatasinya selain dengan aksi tegas yang terukur. dalam pergaulan masyarakat tentu tidak mudah untuk orang yang menolak kompromi apapun.

ini semua soal prioritas

 kalau dipikir-pikir ini semua hanyalah soal menentukan  prioritas. mau melakukan apa, kapan, dan biaya  berapa? seperlu apa dengan ini? kenapa ini dan bukan yang lain? ada banyak pertanyaan yang malas untuk dijawab karena tentunya making decision is exhausting . tidak ada yang mudah dalam hidup, kecuali beberapa hal yang dapat dilakukan otomatis seperti gerak bernapas yang pada manusia normal dan sehat sudah pasti dilakukan tanpa perlu dipikir lagi. mana ada orang sehat lupa bernapas, coba... jadi balik ke hal prioritas itu, aku pikir tidaklah mudah menjalani hidup dalam lingkungan yang penuh dengan distraksi. apalagi aku yang sudah sangat terbiasa membaca opini orang dalam 280 karakter atau lebih sedikit. kalau diberikan teks panjang langsung pusing. bagaimana pula aku bisa mempelajari hal baru dan mengerti bahwa inilah yang kubutuhkan dan keputusan ini sudah yang paling baik?

ok laptop computer, now take a break

  Jadi sebagai pengguna laptop kantor untuk juga beberapa korespondensi pribadi dan " few-ish" non-work related stuff , aku tahu bahwa tidak bisa meminta privasi terlindungi karena: 1. Tidak ada hukum positif Indonesia (setahuku) yang bisa melindungiku saat perwakilan kantor mau buka-buka isi laptop kantor. 2. Kultur kantor tidak menghendaki komputer dan jaringan datanya dipakai untuk urusan non-work . Ini berarti aku perlu melakukan langkah-langkah antisipatif untuk melindungi kepentinganku sendiri. Kepentingan sendiri ini termasuk tapi tidak terbatas pada kesehatan mental, kesehatan  fisik, preferensi hidup, dan hal lainnya. Tidak sulit menemukan orang yang tidak menganggap beberapa aspek dalam hidup harus dilindungi karena privasi itu penting. Sekarang aku perlu beristirahat jadi laptop ini perlu sebuah break  juga.

can't keep up, i think

 aku tak mau terdengar tertekan, putus asa, atau aura negatif lainnya tapi untuk saat ini aku merasa sangat, sangat sulit, untuk dapat bertahan dengan perubahan keadaan. bertahan dan adaptasi itu melelahkan. pantas saja bisa terjadi spesies hilang, punah, karena tidak bisa adaptasi dengan perubahan lingkungan. tentu, aku tak menyatakan kalau diriku setara dengan satu spesies. aku sekedar merefleksikan kalau adaptasi itu tidak mudah dan dapat membuat orang dalam keadaan mental yang tidak baik. sekedar mengingatkan diri sendiri kalau ini sudah malam. saat orang lain bersenang-senang, bersantai, atau aktivitas melepas penat lainnya, aku duduk di depan layar mengetikkan kata-kata seperti orang yang hampir putus asa. padahal tidak. hanya memang kalau orang tidak tahu dan membaca lalu memaknai dengan salah tulisan ini, nadanya, pilihan katanya, aku tak yakin tulisan ini akan terbaca dan menimbulkan persepsi positif. tidak mungkin itu.

blind man's vision

 bisa dibilang aku seperti orang buta. butuh segera bisa melihat. melihat ke depannya, apa keputusan yang kuambil dampaknya. kalau kata orang the power of kepepet  tetapi aku tak suka sampai berada dalam keadaan kepepet. tinggi tingkat stress-nya. siapa juga yang mau sukarela menempatkan diri dalam keadaan kepepet dengan masa depan yang tidak terprediksi. yang jelas bukan aku.