Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2012

Observasi: Pelayanan Kepada Kustomer - Sushi Tei dan Periplus Plaza Senayan

Hari ini aku mengalami kejadian yang kurang enak sebagai (calon) kustomer. Pertama, di Sushi Tei Plaza Senayan. Pegawai yang memegang buku waiting list  memperlakukanku seakan-akan brand tempatnya bekerja adalah tempat makan eksklusif. Maksudku, tahu tidak seperti apa perlakuan orang di pintu masuk, waktu kau sebagai calon pelanggan menanyakan apakah ada tempat kosong di restoran ekslusif mereka? She is very unhelpful eventhough I do asked nicely and politely. Pertanyaanku ditanggapi singkat dengan senyum yang seakan aku tidak cocok masuk ke dalam tempatnya. Tidak menjawab pertanyaanku, ada berapa nama dalam waiting list sialannya itu. Tidak mau memberikan jawaban taksiran waktu tunggu untuk satu orang, di sushi bar . My goodness! I was just asking for an estimation about how long will I have to wait for a seat at the fncking sushi bar! Nor she'd asked me would I wait that she'd check first to the bar or the cashier. Nor she'd asked my name and/or would I like to be

Jakarta Sepi Tahun Ini

Sekali lagi dapat ajakan "Jakarta Sepi" versi kami sendiri, tidak bergabung dengan komunitas fotografi yang mungkin saja "punya" merk JAKARTA SEPI. Tapi bukan itu yang mau aku ceritakan karena berbagi hasil kegiatan foto lebih menarik daripada perdebatan tentang siapa yang punya merk. Jadinya kami bersekian orang ( No, I don't keep count ) bergembira bersama dan tidak boleh tidak, harus ada foto narsis bersama-sama. Amatir dan Profesional Bergabung Tanpa Membeda-bedakan  Latar Belakang Mungkin ada yang kalian kenal dari wajah-wajah di atas. Pokoknya kami bersuka ria, bersenang-senang, dan aku tentu saja belajar lagi. Seperti diingatkan bahwa masih banyak hal yang harus aku pelajari dalam fotografi, sebuah hobi yang sudah membawaku ke banyak tempat.

Gossip...

Original shot Imaginary dialogue from Syaiful Sometimes, a simple snapshot can became a source of gossip, by just adding an imaginary dialogue...

Welcome to Twitterverse!

Twitter Introduction from Ms. D Today a manager with three kids asked a young colleague, how to "play" Twitter. So this young employee help explained -- with direct "training" -- the dynamics of Twitter, how to modify profile, how to interact with others, etc. It's amazing how deep social media penetrates our daily life! My bet is that the manager's kids are on Twitter too and he feel compelled to understand what is it so he can interact with his children more! Good Dad!

Dalam Panas

Hardcore! Pagi hari ini terasa panas dan tidak nyaman ketika aku mulai berjalan menuju sebuah pasar. Saat itu aku saja kepanasan ketika baru mulai berjalan. Sebentar saja aku sudah kepanasan. Tetapi saat berpapasan, aku kagum melihat orang yang berkostum seperti dia. Betapa tuntutan yang diterima dan kemauan menjalani tuntutan tersebut meskipun sampai (terlihat) menyiksa diri sendiri.

Makan Siang Bersama

Dekat-Jauh: Dame, Nadia, Irene, Ika Ini mungkin satu-satunya foto yang akan mengingatkanku ketika jumlah tim SA dan support-nya masih "lengkap". Saat itu kami semua setuju untuk makan siang bersama pada suatu Jumat siang. Kebetulan waktu istirahat siang lebih lama daripada biasanya yang berarti kami tak perlu terburu-buru menyelesaikan sesi makan. Tentu saja mereka berempat sebagian dari keseluruhan tim kami dalam project yang penuh dengan hikmah. Yeah, kita ambil hikmah dari pelajarannya saja. Pahit sih, tapi ada pembelajarannya. Sebentar lagi semua akan terpencar-pencar karena project ini sudah hampir "selesai" dan berarti kami semua akan disbanded  oleh PMO. Atau divisi apapun yang "berkuasa" di korporasi ini. Hidup? Jalani saja...

"Jalani Saja..."

Beberapa teman memandang semuanya dalam hidup ini sebagai sesuatu yang cukup di-"jalani saja". Bukannya itu seperti apatis? Seperti sudah menyerah? Memangnya hidupmu segini saja? Sudah cukup memuaskan? Tetapi pertanyaan seperti itu, bila diucapkan, bisa menimbulkan salah paham. Terlebih karena kemampuan komunikasiku yang bisa dinilai tidak sensitif. Bagaikan robot. Biarlah. Robot keren. Lebih baik robot manusia daripada manusia yang seperti cacing.