Melakukan perjalanan sehari-hari menggunakan angkutan umum membuatku sadar bahwa kita berbeda.
Menurutku, aku sepantasnya bersyukur atas apa yang aku peroleh.
Dari mengamati sekitar, aku diingatkan bahwa masih ada banyak orang yang taraf ekonominya lebih rendah, tapi bisa terlihat hidup lebih berbahagia.
Misalnya si supir angkot tadi. Dia terlihat sangat senang bisa bawa pulang tiga puluh ribu rupiah pada hari ini.
Aku?
Bawa pulang sepuluh kali lipatnya pun, belum tentu bisa tersenyum.
Sangat berbeda.
Jauh.
Mungkin hidupku terlalu serius dan aku sering melihat gelas yang setengah kosong.
Mencari Jalur Paling Tepat Yang Akan Mengantarkan Sampai Ke Tujuan. Sayangnya Terlalu Sering Nyasar Di Jalan. Berhenti Dan Reorientasi. Lalu Lanjutkan Lagi.
Komentar
Posting Komentar