Langsung ke konten utama

Jujur Itu Tak Mudah

Tak ada yang bilang bahwa hidup akan lebih mudah bila dijalani dengan jujur. Soalnya ada banyak hal yang membuat seseorang tidak berlaku jujur. Misalnya ketika seorang pria ditanyakan oleh pasangannya, "Apakah aku bertambah gemuk?"

Selain itu dalam pergaulan sehari-hari, saat berkata jujur malah akan berakibat dianggap tidak sopan oleh si penanya atau pihak yang mendengar percakapan tersebut. Alih-alih bicara apa adanya, seseorang malah menggunakan eufemisme untuk menutupi jawaban sebenarnya, hanya agar si penanya tidak tersinggung.

Yang lebih besar lagi skala tidak jujurnya adalah menggunakan berbagai dalih untuk menutupi tindakan asli yang sebenarnya bisa saja dikategorikan tercela atau setidaknya, tidak etis. Dalam spektrum yang berbeda, tindakannya termasuk ilegal. Misalnya seorang pemimpin organisasi berlabel agama yang tak bisa membayar cicilan kredit kendaraan bermotor, yang ketika debt collector datang untuk menyita kendaraan, malah dihadapi dengan ancaman bahwa model bisnis kredit kendaraan pribadi adalah bertentangan dengan ajaran agamanya.

Saat ini tidaklah mudah untuk tetap jujur setidaknya pada diri sendiri. Misalnya punya keinginan untuk mendapatkan ini dan itu tetapi tidak melakukan daya upaya yang memadai. Ingin secepatnya kaya dan memiliki aset dan harta lainnya tetapi tetap bekerja sebagai karyawan yang penghasilan resminya hanya cukup untuk hidup dua minggu saja dalam sebulan. Jadilah solusi cepatnya adalah memasang tarif tertentu untuk pekerjaan yang seharusnya tidak perlu membayar.

Atau tidak bekerja sesuai dengan porsinya sampai seakan-akan harus lembur padahal pekerjaan aslinya tak butuh diselesaikan lama setelah jam kerja usai.

Sebenarnya ketidakjujuran dalam hidup masih banyak lagi contohnya namun akan dibahas pada tulisan berikutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bugging Me

Look, I am not a person that you might call "grammar Nazi" but CMIIW, shouldn't this ad be corrected? Is it or is it not the correct word should be " SMOOTHER "?

Pameran 200 Tahun Raden Saleh

Billboard Pameran Raden Saleh di Parkiran Museum Nasional

Parkir "Ngaco" dan Tak Pedulian...(?)

Yeah aku tahu kalau memang parkir mundur itu SULIT apalagi kalau available space for maneuvering  sangat terbatas. Tetapi kenapa -- kalau memang masih ada waktu untuk itu -- tidak melakukan koreksi atas posisi parkir mobil yang kita pergunakan kalau kita sadar itu bisa menyulitkan diri sendiri untuk keluar dari parkiran nantinya (atau orang lain untuk memasuki tempat parkir di sebelah kita)? Misalnya posisi di atas, seberapa sulitnya untuk sadar bahwa posisi parkir kita itu SANGAT MIRING bahkan sampai memakan space parkir sebelah kita? Serendah itukah kemampuan mengemudimu? Yang terpikirkan olehku adalah dia terburu-buru ( positive thinking ) atau tak pedulian ( negative thinking ). Atau: Apakah SIM A yang kau pergunakan itu diperoleh dengan cara-cara tak pantas atau bahkan ilegal? Mengapa oh mengapa dirimu parkir dengan posisi sedemikian rupa?