Langsung ke konten utama

Banyak Buku Menunggu Giliran

Banayk sekali buku di dalam kamar ini, yang belum dibaca (masih dalam plastik pembungkus seperti ketika dibeli di toko), separuh dibaca, atau sudah selesai dibaca.

Ada fiksi seperti Girl in the Spider's Web-nya David Lagercrantz, Sihir Perempuan-nya Intan Paramaditha, dan 1Q84-nya Harumi Murakami. Ada non-fiksi seperti Sapiens dan Homo Deus-nya Yuval Noah Harari, The Intelligent Investor-nya Benjamin Graham, dan The Art of Thinking Clearly-nya Rolf Dobelli.

Ada buku lainnya yang tak kutuliskan atau kufoto karena bertumpuk di sana-sini tidak jelas. Mengumpulkan debu atau menyerap kelembaban kamar. Bikin pusing kalau mengingat kondisinya. Sama seperti di kamar lainnya di kota yang satu lagi, berpeti-peti, tersimpan tak terkena cahaya. Bisa membuat stres kalau mengingat berapa banyak uang yang kukeluarkan untuk membeli semuanya.

Pantas aku jadi bersahabat dengan mie instan, beberapa bulan terakhir ini.

Kebiasaan berbelanja buku tapi tak bisa meluangkan waktu untuk membacanya...

Aduh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bugging Me

Look, I am not a person that you might call "grammar Nazi" but CMIIW, shouldn't this ad be corrected? Is it or is it not the correct word should be " SMOOTHER "?

Pameran 200 Tahun Raden Saleh

Billboard Pameran Raden Saleh di Parkiran Museum Nasional

Perbandingan Gado-Gado

Sebelumnya minta maaf tak ada foto karena beberapa alasan. Baiklah, begini ceritanya: Tadi siang akhirnya aku membeli lagi gado-gado dari langgananku yang biasa mangkal di dekat sebuah rumah sakit. Sudah lama sekali tak makan di sini karena beberapa kali aku datang selalu saja sudah habis. Cukup laris memang, apalagi mengingat biasanya dia mulai berjualan pukul 10:00 pagi dan pada 12:30 biasanya dagangannya sudah habis. Seporsi gado-gado buatannya bisa didapat seharga 5.500 rupiah. Sebenarnya di dekat kantor ada cabang restoran gado-gado terkemuka di Jakarta. Saking dekatnya, tak sampai lima menit jalan kaki sudah sampai di restoran ini. Setahuku banyak juga orang yang datang ke sini untuk makan gado-gadonya. Lebih dekat ke restoran ini daripada ke penjual gado-gado langgananku itu. Tapi sampai sekarang aku belum pernah makan gado-gado restoran ini. Alasannya sederhana. Seporsi gado-gado restoran dihargai tak kurang dari 15 ribu rupiah. Ukuran porsi aku tak tahu tetapi bi...