Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2018

Perencanaan Dan Pemeliharaan

Dalam tulisan sebelumnya di sini , sudah kujelaskan betapa aku melakukan banyak kesalahan dengan mengabaikan perawatan kendaraan secara berkala. Kesalahan yang membuatku harus mengeluarkan dana lebih banyak dalam waktu berdekatan karena tak punya rencana sama sekali terhadap hal seperti ini sehingga saat terjadi kerusakaan (karena usia parts  dan sebab normal lainnya) dalam waktu yang berdekatan, aku menjadi kalang-kabut. Sudah kujelaskan juga pada bulan Maret tahun ini tentang keenggananku untuk memulai proses yang aku rasa akan memberatkan diri sendiri. Jadi pada saat terjadi kerusakan beberapa kendaraan di beberapa bagian yang berbeda, sungguh mempelajari beberapa hal baru dalam waktu bersamaan itu tidaklah gampang. Ini jugalah yang membuatku tidak kunjung melanjutkan lagi sekolah karena sepertinya otakku sudah terbiasa tidak dipakai untuk memecahkan masalah yang baru dan jauh dari hal yang biasa kuhadapi sehari-hari: electronic business process for project delivery.

Melakukan Perawatan Kendaraan Secara Berkala

Aku punya beberapa jenis kendaraan sebagai hak milik. Beberapa jenis punya lebih dari satu unit. Skuter dan sepeda, misalnya. Ada skuter keluaran Piaggio tahun 1980 dan 1994. Sepeda gunung dan sepeda balap. Sebuah motor trail keluaran Yamaha tahun 1976. Sebuah mobil tahun 2013. Yang tak kuperhitungkan dengan cermat sebelumnya adalah bahwa ada yang disebut dengan upkeep  alias biaya untuk tetap menjaga semuanya tetap bisa dipakai dan berfungsi dengan baik. Ongkos perawatan dan pemeliharaan, kalau mau sederhananya. Tidak kubayangkan bahwa tiap kendaraan untuk tetap legal, aku harus setia membayar pajak kendaraan tiap tahun. Untuk itu saja sudah habis sekian juta rupiah. Setiap tahunnya.

Ingin Bisa Berpikir Kritis Tanpa Henti

Untuk mempercepat perubahan dan membuat diri lebih baik dari sebelumnya, salah satu yang perlu kupelajari adalah berpikir kritis. Untuk bisa berpikir kritis tanpa henti, aku perlu bisa konsentrasi. Konsentrasi yang lebih intens daripada yang pernah kulakukan selama ini. Untuk itu aku perlu belajar lebih bisa mengendalikan pikiran yang akhir-akhir ini sering sekali teralihkan dan bercabang ke mana-mana. Berpikir kritis tanpa henti untuk bisa maju. Memecahkan masalah. Menyeruak keluar dari kebuntuan dan problematika yang sedang menghadang. Misalnya saja untuk masalah pribadi berupa hubungan interpersonal yang sedang kujalani saat ini. Tidak mudah mempertemukan perbedaan antar dua pribadi. Bukan alasan untuk menyerah. Belajar berpikir kritis dan evaluasi setiap hari atas apa yang sudah dilakukan dan diputuskan seharian penuh itu perlu. Artinya tidak memforsir diri sampai melebihi batas lelah sampai tidak bisa berpikir jernih lagi. Mungkin solusi lain adalah dengan rutin me