Dalam tulisan sebelumnya di sini, sudah kujelaskan betapa aku melakukan banyak kesalahan dengan mengabaikan perawatan kendaraan secara berkala. Kesalahan yang membuatku harus mengeluarkan dana lebih banyak dalam waktu berdekatan karena tak punya rencana sama sekali terhadap hal seperti ini sehingga saat terjadi kerusakaan (karena usia parts dan sebab normal lainnya) dalam waktu yang berdekatan, aku menjadi kalang-kabut.
Sudah kujelaskan juga pada bulan Maret tahun ini tentang keenggananku untuk memulai proses yang aku rasa akan memberatkan diri sendiri. Jadi pada saat terjadi kerusakan beberapa kendaraan di beberapa bagian yang berbeda, sungguh mempelajari beberapa hal baru dalam waktu bersamaan itu tidaklah gampang. Ini jugalah yang membuatku tidak kunjung melanjutkan lagi sekolah karena sepertinya otakku sudah terbiasa tidak dipakai untuk memecahkan masalah yang baru dan jauh dari hal yang biasa kuhadapi sehari-hari: electronic business process for project delivery.
Kalau ditelaah lagi, sebenarnya segala hal tersebut di atas adalah murni akibat diriku yang mengabaikan aspek perencanaan dan pemeliharaan terhadap aset yang dimiliki. Tidak konsisten dan menghindari pekerjaan yang melibatkan proses berpikir karena menganggap sebisa mungkin biarlah orang lain yang bekerja. Dalam jangka panjang tentu saja penghindaraan kewajiban memelihara aset ini akan menjadi mahal. Tidak merencanakan pemeliharaan akan berakibat buruk bagi aset itu dan menurunkan nilainya dengan drastis.
Sungguh tidak bijak.
Sekarang aku sudah belajar tentang hal ini dan seharusnya tak sungkan atau berpikir dua kali untuk perawatan, belajar sendiri teknik perawatan dan perbaikan dasar, merencanakan jadwal pemeliharaan dan persiapan dana yang dibutuhkan untuk itu.
Mari bekerja!
Sudah kujelaskan juga pada bulan Maret tahun ini tentang keenggananku untuk memulai proses yang aku rasa akan memberatkan diri sendiri. Jadi pada saat terjadi kerusakan beberapa kendaraan di beberapa bagian yang berbeda, sungguh mempelajari beberapa hal baru dalam waktu bersamaan itu tidaklah gampang. Ini jugalah yang membuatku tidak kunjung melanjutkan lagi sekolah karena sepertinya otakku sudah terbiasa tidak dipakai untuk memecahkan masalah yang baru dan jauh dari hal yang biasa kuhadapi sehari-hari: electronic business process for project delivery.
Kalau ditelaah lagi, sebenarnya segala hal tersebut di atas adalah murni akibat diriku yang mengabaikan aspek perencanaan dan pemeliharaan terhadap aset yang dimiliki. Tidak konsisten dan menghindari pekerjaan yang melibatkan proses berpikir karena menganggap sebisa mungkin biarlah orang lain yang bekerja. Dalam jangka panjang tentu saja penghindaraan kewajiban memelihara aset ini akan menjadi mahal. Tidak merencanakan pemeliharaan akan berakibat buruk bagi aset itu dan menurunkan nilainya dengan drastis.
Sungguh tidak bijak.
Sekarang aku sudah belajar tentang hal ini dan seharusnya tak sungkan atau berpikir dua kali untuk perawatan, belajar sendiri teknik perawatan dan perbaikan dasar, merencanakan jadwal pemeliharaan dan persiapan dana yang dibutuhkan untuk itu.
Mari bekerja!
Komentar
Posting Komentar