Langsung ke konten utama

Melakukan Perawatan Kendaraan Secara Berkala

Aku punya beberapa jenis kendaraan sebagai hak milik. Beberapa jenis punya lebih dari satu unit. Skuter dan sepeda, misalnya. Ada skuter keluaran Piaggio tahun 1980 dan 1994. Sepeda gunung dan sepeda balap. Sebuah motor trail keluaran Yamaha tahun 1976. Sebuah mobil tahun 2013.

Yang tak kuperhitungkan dengan cermat sebelumnya adalah bahwa ada yang disebut dengan upkeep alias biaya untuk tetap menjaga semuanya tetap bisa dipakai dan berfungsi dengan baik. Ongkos perawatan dan pemeliharaan, kalau mau sederhananya. Tidak kubayangkan bahwa tiap kendaraan untuk tetap legal, aku harus setia membayar pajak kendaraan tiap tahun. Untuk itu saja sudah habis sekian juta rupiah. Setiap tahunnya.


Lalu tentu saja ongkos perawatan di bengkel yang terpercaya. Dalam bulan ini saja, untuk satu unit sepeda motor sudah keluar hampir satu juta rupiah. Untuk suku cadang skuter tahun 1994 juga sudah keluar hampir satu juta rupiah juga. Bulan lalu? Aku menghabiskan sekian juta rupiah untuk penggantian kelima buah ban mobil. Ini murni kesalahanku karena tidak pernah mempelajari -- sampai kemudian kejadian -- bahwa per tiga tahun seharusnya ban mobil diganti karena usia karetnya sudah membuat kinerja tidak optimal.

Sebulan sebelumnya aku mengeluarkan dana lagi untuk penggantian aki mobil yang belum pernah diganti sejak pembelian pertama tahun 2013. Sekitar empat setengah tahun aku memakai mobil itu tanpa pernah memikirkan penggantian aki. Aku lupa semua baterai pasti ada usia pakainya.

Maka itulah, soal melakukan perawatan kendaraan secara berkala yang tak kuperhitungkan dengan baik saat memperoleh semua kendaraan di atas membuatku secara rutin kalang-kabut demi mempertahankan fungsi mereka berjalan optimal.

Untuk bagian berikutnya akan kuceritakan pengalaman di bengkel untuk tiap-tiap kendaraan tadi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bugging Me

Look, I am not a person that you might call "grammar Nazi" but CMIIW, shouldn't this ad be corrected? Is it or is it not the correct word should be " SMOOTHER "?

Pameran 200 Tahun Raden Saleh

Billboard Pameran Raden Saleh di Parkiran Museum Nasional

Parkir "Ngaco" dan Tak Pedulian...(?)

Yeah aku tahu kalau memang parkir mundur itu SULIT apalagi kalau available space for maneuvering  sangat terbatas. Tetapi kenapa -- kalau memang masih ada waktu untuk itu -- tidak melakukan koreksi atas posisi parkir mobil yang kita pergunakan kalau kita sadar itu bisa menyulitkan diri sendiri untuk keluar dari parkiran nantinya (atau orang lain untuk memasuki tempat parkir di sebelah kita)? Misalnya posisi di atas, seberapa sulitnya untuk sadar bahwa posisi parkir kita itu SANGAT MIRING bahkan sampai memakan space parkir sebelah kita? Serendah itukah kemampuan mengemudimu? Yang terpikirkan olehku adalah dia terburu-buru ( positive thinking ) atau tak pedulian ( negative thinking ). Atau: Apakah SIM A yang kau pergunakan itu diperoleh dengan cara-cara tak pantas atau bahkan ilegal? Mengapa oh mengapa dirimu parkir dengan posisi sedemikian rupa?