Langsung ke konten utama

Pengelolaan Emosi Dan Menjadi Dewasa

Dalam dunia profesional, kemampuan untuk mengelola emosi adalah perlu. Dalam bentuk dasar adalah tersenyum dan berkata, "Siap, Pak!" padahal dalam hati tidak menyukai instruksi yang diterima atau dalam kepala memikirkan bahwa tidak mungkin ide atasan tersebut -- yang dianggapnya cemerlang -- dapat diwujudkan seperti yang diinginkan beliau.

Dalam dunia kerja, tantangan seperti mewujudkan permintaan dari atasan adalah cara untuk menaiki jenjang karir yang tentunya tidak semudah membalik telapak tangan. Sesuai pengalaman pribadi, pada akhirnya adalah bukan seberapa banyak hal yang dapat dirimu deliver sesuai dengan schedule yang ada tetapi seberapa dekat dirimu dengan atasanmu. Sungguh ironis karena itu berarti orang-orang yang bekerja keras dan memberikan hasil pada bagian awal, lalu "kehabisan amunisi" di bagian setengah akhir, akan dianggap tidak berhasil demi untuk menyelamatkan orang yang lebih "dekat".

Memang dunia tidak adil tapi seperti itulah evolusi dan semua itu adalah natural. Tak bisa dipungkiri dan dilawan.

Kembali ke pengelolaan emosi, betapa tidak menyenangkannya ketika sudah merasa melakukan banyak hal, lalu dipandang sebagai kurang kooperatif hanya karena ketika menjelang akhir, dirimu terpaksa lebih sering berkata "Tidak bisa, Pak."

Sungguh membuat frustrasi bahwa berkata jujur mengakibatkan dirimu bisa terlibat kesulitan. Hanya berkata manis bisa membuatmu terlihat baik dan mendekatkan diri kepada atasan. Selama beliau berada di tempat itu maka dirimu masih akan "aman". Bila pergantian pemimpin maka kembali harus mengolah politik kantor dengan sebaik-baiknya. Semuanya demi survival.

Aku tak senang berada dalam keadaan seperti itu tetapi tidak bisa ditolak lagi saat ini aku mendapati diri sendiri dalam kondisi yang seperti kusebutkan itu. Semakin tidak menyenangkan lagi adalah bahwa aku tidak mampu mengelola emosi dengan bijak dan berkata manis seperti yang ingin didengar atasan agar merasa senang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Persistent, With Smile"

Itulah motto yang harus kupegang dalam menjalankan tugas sekarang ini. Maksud dari "Persistent, With Smile" adalah bahwa aku tetap ngotot mencapai tujuan tugas/ kerja tanpa melupakan untuk terus tersenyum. Terdengar lebih mudah daripada kenyataannya karena saat mendapati hasilnya tak sebanding dengan upaya yang dikeluarkan, bisa jadi terasa pesimis, frustrasi, atau bahkan putus asa dan menjadi apatis! Ini tentu tidak baik dan tidak sehat. Untuk tetap bisa tersenyum dalam arti senyum yang sebenarnya, bukan senyum palsu yang dipaksakan, aku tentu akan mencoba mencari alasan yang pas. Tentu untuk bisa tersenyum dengan tulus dan punya makna, aku sedang ingin tersenyum. Yang kulakukan kemudian adalah menemukan hal-hal yang membuatku bisa tersenyum! Pencapaian kecil, lelucon pribadi, hal menyenangkan yang bisa kunikmati sendiri atau dibagi dengan orang lain. Tetap berusaha keras dengan memikirkan cara dan solusi terbaik, alternatif yang wajar, jalan keluar dari masalah,...

Daft Punk di Tron: Legacy

Dari sekian banyak blog post di internet soal film Tron: Legacy dari Disney ini, pastilah juga ada banyak yang membahas tentang Daft Punk yang mengisi ilustrasi musiknya. Tak apalah aku menambahkan satu post lagi yang bersifat minat personalku tentang angle Daft Punk, Disney, dan film fiksi ilmiah tentang komputer. Pemilihan duo Daft Punk adalah pilihan yang tepat. Musik mereka elektronik. Style  mereka robotik. Film ini tentang komputik (yeah, aku tahu aku memaksa rimanya). Tetapi betapa menariknya mendengarkan satu album ilustrasi musik untuk film ini membuatku sangat bersemangat untuk menontonnya! Aku ingin tahu apakah Linda akan merasakan hal yang sama denganku? Mengingat sekian tahun yang lalu aku membaca cerita tentang film Tron di terbitan Intisari yang saat itu sangat captivate  imajinasiku! Bayangkan: sebuah dunia dalam komputer dimana program-program saling berinteraksi, lengkap dengan adegan balap dan duel cakram! Keren! Padahal aku hanya membaca tulisan tent...

mengatur waktu sesuai kapasitas, prioritas, dan sumber daya lainnya.

 mencari tahu tentang manajemen waktu, pelan-pelan menerapkannya sesuai kondisi, konsisten dan berkomitmen dengan proses. lalu setelah beberapa waktu, melakukan evaluasi dengan maksud membuat beberapa perubahan dan penyesuaian demi semakin efektifnya bekerja. ini adalah upaya yang memerlukan ketekunan, kegigihan, dan kesabaran, selain tentunya kecerdasan pada tingkatan tertentu. prioritas yang tertinggi adalah menjadikan diri lebih baik dari sebelumnya, dapat bekerja lebih cepat atau segera mendelegasikan tugas rutin yang tidak esensial. selain itu tentunya dapat berpikir kreatif dan menemukan solusi. coba lihat paragraf di atas. aku menuliskan hal-hal seperti aku tahu banyak hal padahal tidak.