Langsung ke konten utama

Butuh Waktu, Butuh Konsentrasi

Aku butuh waktu lebih banyak, padahal dalam posisi berkarir sebagai kuli kerah putih, tak punya kebebasan atas waktu luang.
Kesalahanku misalnya menghabiskan waktu luang memilih menikmatinya dengan menonton serial televisi dalam layanan streaming berbayar. Tidak mudah berhenti sehingga ketika ada judul yang selesai, sebaiknya jeda dulu dan mengambil buku untuk dibaca.

Kesalahanku adalah karena terbiasa mengkonsumsi media gambar bergerak dan bersuara, diselingi notifikasi di layar atau dari bunyi adalah, aku tak bisa konsentrasi penuh dalam waktu lama. Perubahan kebiasaan tercermin bahkan dalam posting-anku di internet: makin ke sekarang makin pendek dan lebih banyak gambar. Perbedaannya sangat mencolok.

Dulu aku bisa menulis sekian banyak paragraf dalam satu kali duduk dan usaha. Lalu pada update berikutnya menuliskan sekian paragraf lagi tentang hal yang masih berkelanjutan dari yang sebelumnya. Berseri, bisa sampai beberapa nomor! Membacanya, orang akan mengira aku mengalami gangguan jiwa, minimal depresi. Tapi kalau sekarang, rerata aku menulis adalah tiga paragraf yang terdiri dari beberapa puluh kalimat saja. Pendek dan tak penting, lalu diberi gambar untuk menambah volume.

Konyol dan membosankan.

Aku butuh waktu untuk melatih konsentrasiku. Aku butuh menyusun ulang prioritasku. Keluargaku harus jadi nomor satu. Kemampuan membawa pulang gaji secara reguler menjadi nomor dua, yang sangat dekat sekali dengan nomor satu. Untuk perbaikan taraf hidup, butuh waktu dan tentu konsentrasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Persistent, With Smile"

Itulah motto yang harus kupegang dalam menjalankan tugas sekarang ini. Maksud dari "Persistent, With Smile" adalah bahwa aku tetap ngotot mencapai tujuan tugas/ kerja tanpa melupakan untuk terus tersenyum. Terdengar lebih mudah daripada kenyataannya karena saat mendapati hasilnya tak sebanding dengan upaya yang dikeluarkan, bisa jadi terasa pesimis, frustrasi, atau bahkan putus asa dan menjadi apatis! Ini tentu tidak baik dan tidak sehat. Untuk tetap bisa tersenyum dalam arti senyum yang sebenarnya, bukan senyum palsu yang dipaksakan, aku tentu akan mencoba mencari alasan yang pas. Tentu untuk bisa tersenyum dengan tulus dan punya makna, aku sedang ingin tersenyum. Yang kulakukan kemudian adalah menemukan hal-hal yang membuatku bisa tersenyum! Pencapaian kecil, lelucon pribadi, hal menyenangkan yang bisa kunikmati sendiri atau dibagi dengan orang lain. Tetap berusaha keras dengan memikirkan cara dan solusi terbaik, alternatif yang wajar, jalan keluar dari masalah,...

Make Some Free Time For Yourself

Here I am, wondering how can I make some free time for myself so I can start doing some coding on the side. Yes, I decided that I might  need new ability, that is to code something. A computer program, if I may. Why? Because this is a new era where data matters. I have to be able to at least know some programming stuff, expanding (or taking up) from where I left a few years ago. Like when I started with Pascal. Then some Basic. Then move to Fortran. Never get my hands on C. What language now I will study? Either Phyton, or R. Whichever have the most free accessible library for me to study. Back to the title: how do I make some free time? I know I can, just have to find which part of my habit to kick out. Let's do this!

Daft Punk di Tron: Legacy

Dari sekian banyak blog post di internet soal film Tron: Legacy dari Disney ini, pastilah juga ada banyak yang membahas tentang Daft Punk yang mengisi ilustrasi musiknya. Tak apalah aku menambahkan satu post lagi yang bersifat minat personalku tentang angle Daft Punk, Disney, dan film fiksi ilmiah tentang komputer. Pemilihan duo Daft Punk adalah pilihan yang tepat. Musik mereka elektronik. Style  mereka robotik. Film ini tentang komputik (yeah, aku tahu aku memaksa rimanya). Tetapi betapa menariknya mendengarkan satu album ilustrasi musik untuk film ini membuatku sangat bersemangat untuk menontonnya! Aku ingin tahu apakah Linda akan merasakan hal yang sama denganku? Mengingat sekian tahun yang lalu aku membaca cerita tentang film Tron di terbitan Intisari yang saat itu sangat captivate  imajinasiku! Bayangkan: sebuah dunia dalam komputer dimana program-program saling berinteraksi, lengkap dengan adegan balap dan duel cakram! Keren! Padahal aku hanya membaca tulisan tent...