Langsung ke konten utama

"okay, here we go!"

menghadapi tembok kebuntuan sehari-hari dan kupikir apakah yang salah adalah diriku sendiri? meminta tolong dan mengingatkan orang untuk bekerja itu ternyata tidaklah mudah. seperti bermain-main dengan potensi masalah yang bisa "meledak" sewaktu-waktu hanya karena rasa ketersinggungan.

mengubah keadaan karena hanya itu yang bisa dilakukan untuk diri sendiri. aku sudah menghabiskan gelas entah yang ke berapa hari ini dan sekarang bahkan belum pukul tiga sore. sungguh perubahan mental dan cuaca tidak menyenangkan mengganggu pikiran. membaca berita yang terjadi pun tidak membuat pikiran lebih tenang atau lebih happy.

berita tentang wabah flu disebabkan virus ini sungguh menakutkan apalagi dalam kondisi seperti ini sudah ada keluarga. perubahan alam yang menakutkan. di segala arah di setiap tempat dan sepanjang waktu aku berpikir apakah ada potensi kemalangan mengintai dan siap mencabut kebahagiaanku.

semuanya karena aku berpikir tidak ada yang ajeg dalam hidup. tak masuk akal kalau aku tak dicoba dan mengalami sesuatu yang bisa mengubah tawa menjadi tangis. berhati-hatilah dan berjaga-jagalah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bugging Me

Look, I am not a person that you might call "grammar Nazi" but CMIIW, shouldn't this ad be corrected? Is it or is it not the correct word should be " SMOOTHER "?

Pameran 200 Tahun Raden Saleh

Billboard Pameran Raden Saleh di Parkiran Museum Nasional

Perbandingan Gado-Gado

Sebelumnya minta maaf tak ada foto karena beberapa alasan. Baiklah, begini ceritanya: Tadi siang akhirnya aku membeli lagi gado-gado dari langgananku yang biasa mangkal di dekat sebuah rumah sakit. Sudah lama sekali tak makan di sini karena beberapa kali aku datang selalu saja sudah habis. Cukup laris memang, apalagi mengingat biasanya dia mulai berjualan pukul 10:00 pagi dan pada 12:30 biasanya dagangannya sudah habis. Seporsi gado-gado buatannya bisa didapat seharga 5.500 rupiah. Sebenarnya di dekat kantor ada cabang restoran gado-gado terkemuka di Jakarta. Saking dekatnya, tak sampai lima menit jalan kaki sudah sampai di restoran ini. Setahuku banyak juga orang yang datang ke sini untuk makan gado-gadonya. Lebih dekat ke restoran ini daripada ke penjual gado-gado langgananku itu. Tapi sampai sekarang aku belum pernah makan gado-gado restoran ini. Alasannya sederhana. Seporsi gado-gado restoran dihargai tak kurang dari 15 ribu rupiah. Ukuran porsi aku tak tahu tetapi bi...