Langsung ke konten utama

Mencegah Kehilangan

Ketika bekerja dalam kondisi wabah seperti ini tentunya penting untuk menjaga kesehatan. Tetapi kebanyakan orang mudah lupa bahwa yang perlu dijaga itu bukan hanya kesehatan fisik saja, melainkan juga kesehatan mental.

Dalam keadaan mengisolasi diri sendiri atau menjaga jarak dengan orang lain, bisa saja mengganggu kesehatan mental karena seakan hidup mendadak menjadi sepi tanpa teman. Kenalan dan relasi serta aktivitas sosial terpaksa dilakukan melalui layar persegi video streaming yang kebanyakan hanya menampilkan wajah. Keterbatasan menyaksikan gerak-gerik tubuh, keterlambatan sinkronisasi gambar dan suara (karena beban pada jaringan), atau orang-orang yang memilih untuk mematikan kamera video, membuat terasa tidak lengkap saat interaksi dilakukan.

Mungkin lebih mudah bila hanya menonton rekaman ucapan orang. Setidaknya kita bisa mengatakan pada diri sendiri bahwa ini hanya sebentuk komunikasi satu arah. Tidak tinggi ekspektasinya.

Melakukan aktivitas sosialisasi berharap agar tak kehilangan kesehatan mental tetapi stimulus yang didapat tidak lengkap? Mungkin dalam jangka panjang akan berpengaruh. Untuk saat ini kita anggap memadai, demi sekedar kewarasan sesaat. Yang penting jangan sampai jatuh sakit, baik itu sakit fisik maupun mental.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bugging Me

Look, I am not a person that you might call "grammar Nazi" but CMIIW, shouldn't this ad be corrected? Is it or is it not the correct word should be " SMOOTHER "?

Pameran 200 Tahun Raden Saleh

Billboard Pameran Raden Saleh di Parkiran Museum Nasional

Parkir "Ngaco" dan Tak Pedulian...(?)

Yeah aku tahu kalau memang parkir mundur itu SULIT apalagi kalau available space for maneuvering  sangat terbatas. Tetapi kenapa -- kalau memang masih ada waktu untuk itu -- tidak melakukan koreksi atas posisi parkir mobil yang kita pergunakan kalau kita sadar itu bisa menyulitkan diri sendiri untuk keluar dari parkiran nantinya (atau orang lain untuk memasuki tempat parkir di sebelah kita)? Misalnya posisi di atas, seberapa sulitnya untuk sadar bahwa posisi parkir kita itu SANGAT MIRING bahkan sampai memakan space parkir sebelah kita? Serendah itukah kemampuan mengemudimu? Yang terpikirkan olehku adalah dia terburu-buru ( positive thinking ) atau tak pedulian ( negative thinking ). Atau: Apakah SIM A yang kau pergunakan itu diperoleh dengan cara-cara tak pantas atau bahkan ilegal? Mengapa oh mengapa dirimu parkir dengan posisi sedemikian rupa?