Kenapa tidak bertanya apa yang terjadi pada kita sehingga saat mematuhi himbauan pemerintah untuk #dirumahaja, kita tak bisa terus-menerus akur? Aku merasa bersalah tidak melakukan satu hal atau malah berbuat sesuatu yang mengganggu atau mengusik perasaanmu yang halus.
Mempertimbangkan kondisi mental saat melakukan social and physical distancing selama beberapa minggu, wajar kalau terjadi gesekan antar personal karena tak mungkin ada pasangan dan keluarga yang 100% kompatibel tanpa perbedaan yang bisa terpicu saat kondisi tidak normal. Bayangkan selama 24 jam terus-menerus berada di bawah satu atap yang sama tanpa variasi suasana dan orang. Seasyik atau serunya hubungan, selancar apapun komunikasi, dalam jangka panjang, perbedaan kecil yang terungkit melulu akan memicu perselisihan. Tentu saja ini hanya teori sok tahu dariku saja. Aku sendiri memang mengalami hal mirip tapi tak berarti apa yang kukatakan ini pasti benar.
Sepertinya sudah jelas bahwa menjaga kesehatan mental itu juga perlu karena bayangkan saja, siapa yang tahan berada dalam ruangan sekian meter persegi dengan orang-orang yang sama, sepanjang waktu?
Komentar
Posting Komentar