Langsung ke konten utama

melangkah ke arah yang baru

ini masa yang penuh cobaan dari beberapa macam sisi. perlu berhati-hati dalam melangkah. atur napas, lihat sekeliling, terawang ke depan. mau ke mana, mau jadi apa, mau berbuat apa ke siapa. soalnya sekarang ini salah sedikit lalu ketiban cobaan, tak terbayangkan bagaimana bisa keluar dari itu. pandemi, persaingan dunia kerja, ketiadaan teman dan keluarga yang dekat dan bisa membantu / menolong saat membutuhkan.

mencoba menentukan arah baru karena setelah dipikir dan dianalisis lagi, hidup dengan cara yang sama dan mengandalkan sumber penghasilan yang itu-itu saja, alamat buruk sekali saat terkena cobaan. sekarang aku berbicara seperti orang taat beragama padahal berdoa saja sangat jarang. melangkah ke arah yang baru, perlu, tapi aku belum tahu bagaimana caranya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bugging Me

Look, I am not a person that you might call "grammar Nazi" but CMIIW, shouldn't this ad be corrected? Is it or is it not the correct word should be " SMOOTHER "?

Pameran 200 Tahun Raden Saleh

Billboard Pameran Raden Saleh di Parkiran Museum Nasional

Parkir "Ngaco" dan Tak Pedulian...(?)

Yeah aku tahu kalau memang parkir mundur itu SULIT apalagi kalau available space for maneuvering  sangat terbatas. Tetapi kenapa -- kalau memang masih ada waktu untuk itu -- tidak melakukan koreksi atas posisi parkir mobil yang kita pergunakan kalau kita sadar itu bisa menyulitkan diri sendiri untuk keluar dari parkiran nantinya (atau orang lain untuk memasuki tempat parkir di sebelah kita)? Misalnya posisi di atas, seberapa sulitnya untuk sadar bahwa posisi parkir kita itu SANGAT MIRING bahkan sampai memakan space parkir sebelah kita? Serendah itukah kemampuan mengemudimu? Yang terpikirkan olehku adalah dia terburu-buru ( positive thinking ) atau tak pedulian ( negative thinking ). Atau: Apakah SIM A yang kau pergunakan itu diperoleh dengan cara-cara tak pantas atau bahkan ilegal? Mengapa oh mengapa dirimu parkir dengan posisi sedemikian rupa?