Langsung ke konten utama

Memahami Kebutuhan Aktualisasi Diri

 Tidak Pernah Padam

Malam ini aku teringat pada peristiwa beberapa tahun yang lalu saat aku berjanji akan tetap memprioritaskan diri sendiri (kesehatan fisik, mental, dan finansial) dalam segala hal. Keputusan yang diambil, arah yang dilalui, apa yang dilakukan -- dan yang tidak dilakukan -- untuk sebaik-baiknya diri sendiri dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang. Yang luput dari pengamatanku saat itu adalah tidak selalu kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang itu selaras.

Misalnya aku sangat lapar, tetapi saat itu sedang dalam perjalanan di wilayah pelosok Indonesia. Kebutuhan jangka pendek adalah makan untuk mengatasi rasa lapar. Lalu setelah beberapa kilometer, kutemukan warung yang hanya menyediakan pilihan terbatas. Makan mie instan padahal baru sehari sebelumnya makan menu yang sama, jelas tidak sehat bagi tubuh. Tetapi aku harus makan sesuatu agar tidak sampai jatuh sakit! Kontradiktif, dilematis, pusing.

Kembali ke pembicaraan awal, setelah teringat hal itu tentu aku merasakan dorongan untuk segera melakukan sesuatu dengan waktu luangku, yang bermanfaat bagi pembangunan karakter, bukan yang sekedar menghabiskan waktu tanpa sadar semua waktu yang terlewatkan itu takkan pernah kembali lagi. Aku perlu menentukan apa yang perlu menjadi prioritas pembangunan karakter dan diri sendiri. Tidak mungkin bisa mengembangkan beberapa aspek sekaligus karena (sepertinya) tidak akan bisa optimal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bugging Me

Look, I am not a person that you might call "grammar Nazi" but CMIIW, shouldn't this ad be corrected? Is it or is it not the correct word should be " SMOOTHER "?

Pameran 200 Tahun Raden Saleh

Billboard Pameran Raden Saleh di Parkiran Museum Nasional

Parkir "Ngaco" dan Tak Pedulian...(?)

Yeah aku tahu kalau memang parkir mundur itu SULIT apalagi kalau available space for maneuvering  sangat terbatas. Tetapi kenapa -- kalau memang masih ada waktu untuk itu -- tidak melakukan koreksi atas posisi parkir mobil yang kita pergunakan kalau kita sadar itu bisa menyulitkan diri sendiri untuk keluar dari parkiran nantinya (atau orang lain untuk memasuki tempat parkir di sebelah kita)? Misalnya posisi di atas, seberapa sulitnya untuk sadar bahwa posisi parkir kita itu SANGAT MIRING bahkan sampai memakan space parkir sebelah kita? Serendah itukah kemampuan mengemudimu? Yang terpikirkan olehku adalah dia terburu-buru ( positive thinking ) atau tak pedulian ( negative thinking ). Atau: Apakah SIM A yang kau pergunakan itu diperoleh dengan cara-cara tak pantas atau bahkan ilegal? Mengapa oh mengapa dirimu parkir dengan posisi sedemikian rupa?