Langsung ke konten utama

Berdoa

Kita semua diajarkan untuk berdoa dan bekerja/berusaha mendapatkan apa yang kita doakan kepada Tuhan. Tentu seperti kebanyakan orang, biasanya kita berdoa "karena ada maunya". Kalau tidak karena butuh, kita akan terlalu sibuk bahkan hanya untuk meluangkan waktu 2-3 menit untuk memanjatkan doa.

Jadi tentu saja aku tergelitik melihat stiker slogan di belakang Kopaja ini:

Tangiang Do Gogo
Tebakanku, yang punya bus tentu saja seorang dari suku Batak. Horas!

Yopy Preparing.. I Don't Know. What?
Foto yang sebenarnya tidak berguna dan tidak penting karena tak hendak menunjukkan apapun. Hanya sekedar mengisi waktu menunggu rasa kantuk datang sehingga aku bisa tidur dengan nyeyak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bugging Me

Look, I am not a person that you might call "grammar Nazi" but CMIIW, shouldn't this ad be corrected? Is it or is it not the correct word should be " SMOOTHER "?

Pameran 200 Tahun Raden Saleh

Billboard Pameran Raden Saleh di Parkiran Museum Nasional

Parkir "Ngaco" dan Tak Pedulian...(?)

Yeah aku tahu kalau memang parkir mundur itu SULIT apalagi kalau available space for maneuvering  sangat terbatas. Tetapi kenapa -- kalau memang masih ada waktu untuk itu -- tidak melakukan koreksi atas posisi parkir mobil yang kita pergunakan kalau kita sadar itu bisa menyulitkan diri sendiri untuk keluar dari parkiran nantinya (atau orang lain untuk memasuki tempat parkir di sebelah kita)? Misalnya posisi di atas, seberapa sulitnya untuk sadar bahwa posisi parkir kita itu SANGAT MIRING bahkan sampai memakan space parkir sebelah kita? Serendah itukah kemampuan mengemudimu? Yang terpikirkan olehku adalah dia terburu-buru ( positive thinking ) atau tak pedulian ( negative thinking ). Atau: Apakah SIM A yang kau pergunakan itu diperoleh dengan cara-cara tak pantas atau bahkan ilegal? Mengapa oh mengapa dirimu parkir dengan posisi sedemikian rupa?