Langsung ke konten utama

Fokus dan Displin, Bila Hendak Lebih Maju

Semakin banyak yang kucoba pelajari maka semakin sadar aku bahwa sebaiknya aku fokus pada satu (atau beberapa) topik saja untuk dipelajari lebih lanjut.

Misalnya diberi daftar hal-hal acak, seperti berikut:

  1. Mempromosikan sepeda dan aktivitas bersepeda sekaligus asesorisnya.
  2. Belajar membuat video untuk media sosial.
  3. Mengedit foto untuk konten komersil.
  4. Belajar mesin dua tak.
  5. Mencari tempat tinggal baru.
  6. Mengoptimalisasi investasi reksadana.
  7. Mengolah dan menyajikan data dalam spreadsheet.
Apa saja yang seharusnya kupelajari dalam waktu luang yang aku punya? Tentu aku harus pintar-pintar mengaturnya. Dari daftar di atas seharusnyalah aku mengambil 1 atau 2 sebagai prioritas lebih dulu. Habiskan waktu dengan optimal untuk peningkatan kemampuan dan pemahaman sampai pada tahap tertentu sebelum aku mulai lanjut ke item berikutnya.

Jadi yang kupilih pagi ini adalah "mencari tempat tinggal baru" dan "mengolah dan menyajikan data dalam spreadsheet".

Hendaklah ini menjadi pengingat apakah yang aku pilih, dan bisakah aku disiplin dan fokus dalam hal tersebut sampai mencapai tingkatan tertentu sebelum berpindah ke topik berikutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

basically, what i do is...

losing money. i tend to think that i am smart than most people surrounding me in a daily basis but when i get to expand the circle just a little bit then wham! i am reminded how little i know about the real world and how people will not even acknowledge my level of knowledge. that i am just a nobody. that hurts. i told myself that i know a lot then act upon that information that i thought would be enough. many times, i get told that i know nothing. that my decision making is flawed. that i am not getting better, not learning from past mistakes. you know what? at least i know that i do not know. then i will try to learn more just to get that fraction of information / knowledge to add to my brain. i will prevail. i should.

Melakukan Perawatan Kendaraan Secara Berkala

Aku punya beberapa jenis kendaraan sebagai hak milik. Beberapa jenis punya lebih dari satu unit. Skuter dan sepeda, misalnya. Ada skuter keluaran Piaggio tahun 1980 dan 1994. Sepeda gunung dan sepeda balap. Sebuah motor trail keluaran Yamaha tahun 1976. Sebuah mobil tahun 2013. Yang tak kuperhitungkan dengan cermat sebelumnya adalah bahwa ada yang disebut dengan upkeep  alias biaya untuk tetap menjaga semuanya tetap bisa dipakai dan berfungsi dengan baik. Ongkos perawatan dan pemeliharaan, kalau mau sederhananya. Tidak kubayangkan bahwa tiap kendaraan untuk tetap legal, aku harus setia membayar pajak kendaraan tiap tahun. Untuk itu saja sudah habis sekian juta rupiah. Setiap tahunnya.

Build From Scratch, Again?

The transplants that had to build work, friendship and love from scratch all went a bit nuts and cannibalized themselves and others. Membaca dapat menjadi kegiatan yang membuka mata atau menohok perasaan, seperti kutipan artikel di atas (versi utuh dapat ditemukan di sini ). Aslinya tulisan opini tentang pengalaman sebagai perempuan di New York City tetapi kutipan kalimat di atas dapat digunakan untuk menjelaskan keadaan siapa saja yang datang ke kota besar yang baru. Seperti yang aku alami sekian tahun yang lalu saat pertama kali datang ke sebuah kota besar di pulau Jawa. Aku harus memulai segalanya dari awal, masuk lingkungan baru yang menganggap logat bicara dan cara berpakaianku waktu itu adalah udik. Aku tak keberatan karena memang aku berasal dari tengah hutan. Betapa berat penyesuaian yang harus kulakukan di lingkungan baru, membangun segalanya dari awal lagi. Kemudian beberapa tahun kemudian saat aku menerima tawaran untuk bekerja di pulau yang berbeda di propinsi yang ja...