Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018

Mengatur Prioritas Hidup (Part 1)

Sore ini melihat teman-teman kantor pulang lebih awal karena hendak pergi ke Gelora Bung Karno dan menonton pertandingan timnas PSSI di Piala AFC, aku  jadi teringat pembicaraan kemarin. Saat aku dalam meeting mengatakan hendak bisa pulang tepat pada saat akhir jam kerja yaitu 17:30 WIB. Dalam meeting itu VP-ku berkata hal itu tidak mungkin. Pekerjaan masih ada dan masih banyak. Hari ini pukul 5 sore, teman-temanku sudah menghilang dari tempat duduk masing-masing untuk berburu kesenangan. Aku tidak keberatan mereka pergi lebih dulu. Menyenangkan sekali bisa menikmati kegembiraan massal bersama orang-orang yang punya minat sama. Bersorak, jingkrak, dan bernyanyi. Aku punya minat berbeda, minoritas dalam hobi dan minat. Jadi seperti tidak ada teman atau dukungan untuk prioritas yang kupunya. Aku tak mungkin hanya terus bekerja dan bekerja demi perusahaan, pagi sampai malam hari, setiap hari. Kapan aku akan melakukan pengembangan diri? Itu adalah salah satu hal yang mengganggu bawah

11 PM On A Sunday Night Am Working

Saat semua orang bersiap tidur agar bisa bekerja di Senin pagi esok hari, di sini aku baru mulai membuka laptop untuk mencari bahan cara membuat sebuah resource plan sederhana untuk project yang seharusnya tidak rumit. Menurutku tidaklah rumit asalkan si project manager-nya bisa bekerja dengan baik, tidak malas, berkomitmen pada target dan bersedia memposisikan dirinya sesuai tanggung jawab peran yang dia emban. Begini. Aku tidak takut bekerja keras dan bila harus bekerja dengan jam lebih panjang dari orang-orang lain. Yang menjadi masalah secara personal adalah bila semua kerja keras itu mendapatkan apresiasi minimal. Jadi ada strategi personalku yang perlu diubahsuaikan untuk menghindari hasil akhir yang tidak kuinginkan. Lebih pintar dan lebih cerdas. Jam sebelas malam lebih dan sebentar lagi hari Senin. Aku baru membuka laptop. Sekarang ini berupaya menemukan bahan dan cara terbaik merancang sebuah resource plan dan menyelesaikannya dalam waktu satu jam saja.

The Agony of Not Knowing

Merasakan ketidaktahuan dan tertinggal -- or being left out -- sungguh perasaan yang tidak mengenakkan. Semua orang tertawa atas sesuatu hal yang mungkin lucu tapi kita tidak paham. Lirikan bermakna yang kita tidak tahu sebagai kode apa. Senyum yang diberikan ke orang di sebelahmu tapi tidak untuk kamu. Aku tahu posisiku yang tidak tepat dan cenderung tidak menguntungkan.  Itulah sebabnya perlu reposisi untuk menghadapi keadaan dinamis yang bekerja seakan-akan against my own interest.  Antisipasi, aksi, evaluasi, reposisi, antisipasi lagi, ulangi. Seperti siklus yang tak selesai selama masih hidup, siklus yang dimulai sejak rasa sakit karena ketidaktahuan dan pertanyaan pada diri sendiri: "Apakah aku dimanfaatkan secara tidak adil atau apa?" Tidak melupakan bahwa identitas yang kubawa sejak lahir dan diterjemahkan secara bebas di sini u ntuk mengkategorikan orang -orang secara gampang tanpa perlu mempertimbangkan aspek keadilan, kemanusiaan, atau kesamarataan. Den

Melanjutkan Pertanyaan Ke Diri Sendiri

Beberapa hari yang lalu aku bertanya ke para pembaca di sini , tentang rasa kangen yang sebenarnya kuharapkan adalah keingintahuan kalian tentang keadaan diriku. Tapi setelah analisis ulang, aku berpendapat bahwa sebenarnya aku lebih menujukan pertanyaan itu ke diri sendiri. Merasa ingin diperhatikankah, tanya beberapa orang. Tidak juga, jawabku. Aku sebenarnya lebih ingin tahu tentang orang lain yang kutemui. Mengetahui, tanpa rasa curiga tak beralasan atau memupuk kebencian. Tidak tepat dan tidak benar. Saat ini sudah lebih dari jam sebelas malam. Kalau mengingat bahwa aku sudah bangun sejak jam 5 pagi tadi untuk bekerja, berarti aku sudah mencurahkan kemampuan otakku sekitar 17 jam! Kenapa hanya 17 jam? Ini karena aku menghitung waktu istirahat siang dan malam masing-masing selama satu jam. Jadi untuk melanjutkan pertanyaan soal rasa kangen itu, aku ingin tahu apakah target yang kuberikan pada diri sendiri sudah ada yang tercapai? Bingung, kan? Mau fokus ke siapa dan di m

Missed Me Yet?

I'd asked, "Missed me yet?" to you if I already know that you're going to say, "Yes." If I can describe what I think just now, this'll be a direct and concise post. But I'm not known for my accuracy. Friday afternoon I was reminded how much I can talk before people cut me off, which wpuld be just a couple of minutes. How can I get help for this issue(s)?

Rushing Into Things. Not Good.

You know what I just did? I rushed into things I know I shouldn't do. Now I paid more than what I should, if I just kept my head level and be calm. Yes, stable and fast internet connection would be nice to keep me balanced and clear headed. I was afraid my window of opportunity would vanish therefore I rushed into things I know I shouldn't have. That is one thing I learned today, in heat of competition, I lost control just because some glitch. That made me wonder how good I am at deciding things. Not good, apparently. Time to evaluate myself.

4 a.m. and Awake

It's 4 a.m. and I'm already wake up. A lot of things need to be done, everything is important, and my mind keep working at this one problem before it jumped to another one. From personal life to professional life then back to personal again. I need to tackle one by one, prioritize, and keep on working to solve everything. Too much, already, and my mind is actually tired.