Langsung ke konten utama

Melibatkan Diri Dalam Permasalahan Yang Ada - (Bag. 1 - Perkenalan)

Ada berapa banyak orang yang bersedia sukarela melibatkan diri dalam permasalahan yang ada, dengan tujuan memecahkan masalah?

Lebih mungkin orang melibatkan diri untuk mendapatkan profit sehingga bisa digolongkan ke kelompok oportunis. Aku pernah sering dituding begini oleh orang-orang yang berinteraksi denganku. Sepertinya ini didasarkan ketidakmengertian mereka dan kecurigaan bahwa ada orang yang bersedia -- sukarela -- terlibat aktif dalam suatu masalah dengan tujuan ingin membantu penyelesaian secepat-cepatnya, sebaik-baiknya.

Aku dikaruniai (dikutuk?) dengan perasaan yang sangat mudah terusik melihat masalah yang sepertinya kalau dipelajari lebih dalam bisa dicarikan solusinya. Sifat dan kondisi ini berkali-kali membebaniku sebenarnya. Sulitnya atasan-atasan memiliki anak buah sepertiku yang tidak suka berdiam diri melihat rekan atau atasan sendiri melakukan sesuatu yang sependek pengetahuanku adalah sumber masalah atau bagian dari masalah yang perlu dicarikan pemecahannya.

Siapa juga yang betah dengan kelakuan yang opportunistic, nosy, troublesome, etc. seperti aku ini? Pastinya tidak banyak.

(Bersambung)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

basically, what i do is...

losing money. i tend to think that i am smart than most people surrounding me in a daily basis but when i get to expand the circle just a little bit then wham! i am reminded how little i know about the real world and how people will not even acknowledge my level of knowledge. that i am just a nobody. that hurts. i told myself that i know a lot then act upon that information that i thought would be enough. many times, i get told that i know nothing. that my decision making is flawed. that i am not getting better, not learning from past mistakes. you know what? at least i know that i do not know. then i will try to learn more just to get that fraction of information / knowledge to add to my brain. i will prevail. i should.

Melakukan Perawatan Kendaraan Secara Berkala

Aku punya beberapa jenis kendaraan sebagai hak milik. Beberapa jenis punya lebih dari satu unit. Skuter dan sepeda, misalnya. Ada skuter keluaran Piaggio tahun 1980 dan 1994. Sepeda gunung dan sepeda balap. Sebuah motor trail keluaran Yamaha tahun 1976. Sebuah mobil tahun 2013. Yang tak kuperhitungkan dengan cermat sebelumnya adalah bahwa ada yang disebut dengan upkeep  alias biaya untuk tetap menjaga semuanya tetap bisa dipakai dan berfungsi dengan baik. Ongkos perawatan dan pemeliharaan, kalau mau sederhananya. Tidak kubayangkan bahwa tiap kendaraan untuk tetap legal, aku harus setia membayar pajak kendaraan tiap tahun. Untuk itu saja sudah habis sekian juta rupiah. Setiap tahunnya.

Build From Scratch, Again?

The transplants that had to build work, friendship and love from scratch all went a bit nuts and cannibalized themselves and others. Membaca dapat menjadi kegiatan yang membuka mata atau menohok perasaan, seperti kutipan artikel di atas (versi utuh dapat ditemukan di sini ). Aslinya tulisan opini tentang pengalaman sebagai perempuan di New York City tetapi kutipan kalimat di atas dapat digunakan untuk menjelaskan keadaan siapa saja yang datang ke kota besar yang baru. Seperti yang aku alami sekian tahun yang lalu saat pertama kali datang ke sebuah kota besar di pulau Jawa. Aku harus memulai segalanya dari awal, masuk lingkungan baru yang menganggap logat bicara dan cara berpakaianku waktu itu adalah udik. Aku tak keberatan karena memang aku berasal dari tengah hutan. Betapa berat penyesuaian yang harus kulakukan di lingkungan baru, membangun segalanya dari awal lagi. Kemudian beberapa tahun kemudian saat aku menerima tawaran untuk bekerja di pulau yang berbeda di propinsi yang ja...