Langsung ke konten utama

sakit kepala ini disebabkan oleh stress

dunia dihajar wabah dan semua orang yang mengaku rasional dan paham pasar, ekonomi, dan tetek bengek lainnya malah seperti panik dalam upaya mengoptimalkan keuntungan pribadi atau institusi tempatnya mencari nafkah. semua orang dalam kondisi apapun tentu mengincar sebesar-besarnya keuntungan pribadi, lalu sekuat-kuatnya usaha menghindari kerugian.

ogah rugi, ngotot untung.

sedangkan aku di sini merasa stress karena setiap hari melihat paper asset-ku makin menyusut nilainya tanpa bisa dibendung karena aku ini siapa sih dibanding semua orang pintar rasional paham pasar dan ekonomi?

kehilangan harta sampai separuhnya dan tak jelas apakah dan kapan bisa recovery. semua beban pikiran ini membuatku stress.

lalu sekarang aku mulai merasa lapar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bugging Me

Look, I am not a person that you might call "grammar Nazi" but CMIIW, shouldn't this ad be corrected? Is it or is it not the correct word should be " SMOOTHER "?

Pameran 200 Tahun Raden Saleh

Billboard Pameran Raden Saleh di Parkiran Museum Nasional

Parkir "Ngaco" dan Tak Pedulian...(?)

Yeah aku tahu kalau memang parkir mundur itu SULIT apalagi kalau available space for maneuvering  sangat terbatas. Tetapi kenapa -- kalau memang masih ada waktu untuk itu -- tidak melakukan koreksi atas posisi parkir mobil yang kita pergunakan kalau kita sadar itu bisa menyulitkan diri sendiri untuk keluar dari parkiran nantinya (atau orang lain untuk memasuki tempat parkir di sebelah kita)? Misalnya posisi di atas, seberapa sulitnya untuk sadar bahwa posisi parkir kita itu SANGAT MIRING bahkan sampai memakan space parkir sebelah kita? Serendah itukah kemampuan mengemudimu? Yang terpikirkan olehku adalah dia terburu-buru ( positive thinking ) atau tak pedulian ( negative thinking ). Atau: Apakah SIM A yang kau pergunakan itu diperoleh dengan cara-cara tak pantas atau bahkan ilegal? Mengapa oh mengapa dirimu parkir dengan posisi sedemikian rupa?