Langsung ke konten utama

punya aspirasi tapi tak punya komitmen

sebelumnya pernah kutuliskan di sini tentang kebutuhanku dalam menghadapi masa depan dan keadaan yang mungkin tidak menentu. ini penting karena tidak ada seorang pun yang tahu apa yang akan terjadi pada dirinya nanti sore, besok, atau di masa yang akan datang. inti permasalahannya adalah aku sadar ada potensi masalah dan resiko yang perlu dikelola. untuk hal ini pengelolaan yang baik diharapkan dapat memberikan hasil yang baik pula.

terkait kondisi dewasa ini tentang pandemi yang kurasakan mulai mempengaruhi hidup sehari-hari, sebenarnya baik jadi pembelajaran tentang keterbatasan waktu hidup yang dimiliki. punya aspirasi untuk memperbaiki keadaan hidup dan kualitasnya tetapi tak mampu membuat dan memegang komitmen terhadap proses. bayangkan kalau kamu itu merasa lapar tetapi tak bisa membuat diri mau beranjak dari kasur di kamar kost lalu keluar ke warung terdekat untuk membeli makanan lalu memakannya!

tidak terdengar absurd kalau kamu pernah mengalami hal seaneh itu. aksi yang merugikan diri sendiri dan seperti tak bisa melepaskan diri dari kenyamanan alias mager yang muncul mencengkeram.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bugging Me

Look, I am not a person that you might call "grammar Nazi" but CMIIW, shouldn't this ad be corrected? Is it or is it not the correct word should be " SMOOTHER "?

Pameran 200 Tahun Raden Saleh

Billboard Pameran Raden Saleh di Parkiran Museum Nasional

Perbandingan Gado-Gado

Sebelumnya minta maaf tak ada foto karena beberapa alasan. Baiklah, begini ceritanya: Tadi siang akhirnya aku membeli lagi gado-gado dari langgananku yang biasa mangkal di dekat sebuah rumah sakit. Sudah lama sekali tak makan di sini karena beberapa kali aku datang selalu saja sudah habis. Cukup laris memang, apalagi mengingat biasanya dia mulai berjualan pukul 10:00 pagi dan pada 12:30 biasanya dagangannya sudah habis. Seporsi gado-gado buatannya bisa didapat seharga 5.500 rupiah. Sebenarnya di dekat kantor ada cabang restoran gado-gado terkemuka di Jakarta. Saking dekatnya, tak sampai lima menit jalan kaki sudah sampai di restoran ini. Setahuku banyak juga orang yang datang ke sini untuk makan gado-gadonya. Lebih dekat ke restoran ini daripada ke penjual gado-gado langgananku itu. Tapi sampai sekarang aku belum pernah makan gado-gado restoran ini. Alasannya sederhana. Seporsi gado-gado restoran dihargai tak kurang dari 15 ribu rupiah. Ukuran porsi aku tak tahu tetapi bi...