Langsung ke konten utama

punya aspirasi tapi tak punya komitmen

sebelumnya pernah kutuliskan di sini tentang kebutuhanku dalam menghadapi masa depan dan keadaan yang mungkin tidak menentu. ini penting karena tidak ada seorang pun yang tahu apa yang akan terjadi pada dirinya nanti sore, besok, atau di masa yang akan datang. inti permasalahannya adalah aku sadar ada potensi masalah dan resiko yang perlu dikelola. untuk hal ini pengelolaan yang baik diharapkan dapat memberikan hasil yang baik pula.

terkait kondisi dewasa ini tentang pandemi yang kurasakan mulai mempengaruhi hidup sehari-hari, sebenarnya baik jadi pembelajaran tentang keterbatasan waktu hidup yang dimiliki. punya aspirasi untuk memperbaiki keadaan hidup dan kualitasnya tetapi tak mampu membuat dan memegang komitmen terhadap proses. bayangkan kalau kamu itu merasa lapar tetapi tak bisa membuat diri mau beranjak dari kasur di kamar kost lalu keluar ke warung terdekat untuk membeli makanan lalu memakannya!

tidak terdengar absurd kalau kamu pernah mengalami hal seaneh itu. aksi yang merugikan diri sendiri dan seperti tak bisa melepaskan diri dari kenyamanan alias mager yang muncul mencengkeram.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Make Some Free Time For Yourself

Here I am, wondering how can I make some free time for myself so I can start doing some coding on the side. Yes, I decided that I might  need new ability, that is to code something. A computer program, if I may. Why? Because this is a new era where data matters. I have to be able to at least know some programming stuff, expanding (or taking up) from where I left a few years ago. Like when I started with Pascal. Then some Basic. Then move to Fortran. Never get my hands on C. What language now I will study? Either Phyton, or R. Whichever have the most free accessible library for me to study. Back to the title: how do I make some free time? I know I can, just have to find which part of my habit to kick out. Let's do this!

"Persistent, With Smile"

Itulah motto yang harus kupegang dalam menjalankan tugas sekarang ini. Maksud dari "Persistent, With Smile" adalah bahwa aku tetap ngotot mencapai tujuan tugas/ kerja tanpa melupakan untuk terus tersenyum. Terdengar lebih mudah daripada kenyataannya karena saat mendapati hasilnya tak sebanding dengan upaya yang dikeluarkan, bisa jadi terasa pesimis, frustrasi, atau bahkan putus asa dan menjadi apatis! Ini tentu tidak baik dan tidak sehat. Untuk tetap bisa tersenyum dalam arti senyum yang sebenarnya, bukan senyum palsu yang dipaksakan, aku tentu akan mencoba mencari alasan yang pas. Tentu untuk bisa tersenyum dengan tulus dan punya makna, aku sedang ingin tersenyum. Yang kulakukan kemudian adalah menemukan hal-hal yang membuatku bisa tersenyum! Pencapaian kecil, lelucon pribadi, hal menyenangkan yang bisa kunikmati sendiri atau dibagi dengan orang lain. Tetap berusaha keras dengan memikirkan cara dan solusi terbaik, alternatif yang wajar, jalan keluar dari masalah,...

Sepeda Motor Di Jalur Cepat

Bisa dibilang, pepatah "Hukum Tidak Berlaku Bagi Yang Membuatnya" bisa diterapkan di Indonesia. Memang, dengan tidak seratus persen benar karena polisi tidak membuat sendiri begitu saja hukum berlalu-lintas di jalan raya. Tetapi sebagai otoritas yang berwenang menegakkan peraturan lalu-lintas, pelanggaran yang mereka sendiri lakukan terasa menjengkelkan dan menunjukkan seberapa baik kualitas sumber daya manusia yang menjadi petugas polisi. Mau Nyelip Tapi Gak Muat. Misalnya pada suatu hari sebelum mulai cuti bersama Idul Fitri tahun 2011 ini. Macetnya jalanan di Jakarta (sepertinya) makin meningkat! Mantapnya menyengsarakan! Aku tak habis pikir bagaimana bisa pemerintah kita ini seperti tak melakukan apa-apa dan tak bisa proyeksi pertumbuhan kendaraan pribadi di jalanan! Atau barangkali ada motif tertentu? Entahlah. Tapi, kembali ke topik: