Langsung ke konten utama

Pekerjaan Bermasalah Itu "Lumrah"

Seperti semua proyek di Indonesia, masalah karena cash flow selalu saja membuat proyek seperti terbengkalai (atau benar-benar terbengkalai)! Begitu seringnya sampai hal seperti ini dianggap lumrah. Padahal tak semua proyek itu ada di dalam lingkungan yang aksesnya terbatas.

Misalnya galian kabel serat optik yang sering sekali di lingkungan padat. Biasanya penggalian dilakukan di tepi jalan dan diusahakan dalam garis lurus demi spesifikasi teknis proyek itu sendiri. Masalahnya, dalam pekerjaan galian kabel serat optik yang sering sekali di daerah yang sibuk dengan banyak orang berlalu-lalang, mungkin sekali ada pembiaran lubang galian yang tidak ditutup dengan benar.

Galian Kabel Serat Optik Yang Belum Diselesaikan
Kemungkinan karena (mungkin) si pemborong telah kehabisan dana atau karena menganggap supervisi tidak ada maka tidak masalah meninggalkan bekas galian begitu saja.

Kadang heran sekali karena sepertinya para penggali kabel serat optis ini bisa bekerja di  mana saja tanpa ada protes dari pemilik bangunan yang bagian depannya terganggu galian! Bahkan aku juga pernah melihat para penggali menggodam(!) pembatas jalan atau membongkar trotoar tanpa ada pertanyaan bahkan dari satpam yang sebenarnya menjaga gedung. Padahal jelas sekali pekerjaan itu mengganggu kepentingan pemilik gedung tempat mereka bekerja.

Apapun penyebabnya, pekerjaan bermasalah yang kemungkinan besar disebabkan (penghematan) biaya, membiarkan lubang yang tidak ditutup dengan benar adalah kesalahan dan tindakan yang berbahaya. Bila terjadi kecelakaan yang memakan korban pejalan kaki atau pemakai jalan lainnya, apakah pemilik proyek kabel serat optik bisa dimintakan pertanggungjawabannya?

Kalau tidak bisa, dalam hal ini pemilik akan melimpahkan ke pelaksana (lalu si pelaksana melimpahkan ke sub-kontraktor yang kemudian melemparkan ke mandor), bagaimana nasib si korban? Masa menjadi tanggungan Jasa Raharja? Atau menjadi urusan PU?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bugging Me

Look, I am not a person that you might call "grammar Nazi" but CMIIW, shouldn't this ad be corrected? Is it or is it not the correct word should be " SMOOTHER "?

ok laptop computer, now take a break

  Jadi sebagai pengguna laptop kantor untuk juga beberapa korespondensi pribadi dan " few-ish" non-work related stuff , aku tahu bahwa tidak bisa meminta privasi terlindungi karena: 1. Tidak ada hukum positif Indonesia (setahuku) yang bisa melindungiku saat perwakilan kantor mau buka-buka isi laptop kantor. 2. Kultur kantor tidak menghendaki komputer dan jaringan datanya dipakai untuk urusan non-work . Ini berarti aku perlu melakukan langkah-langkah antisipatif untuk melindungi kepentinganku sendiri. Kepentingan sendiri ini termasuk tapi tidak terbatas pada kesehatan mental, kesehatan  fisik, preferensi hidup, dan hal lainnya. Tidak sulit menemukan orang yang tidak menganggap beberapa aspek dalam hidup harus dilindungi karena privasi itu penting. Sekarang aku perlu beristirahat jadi laptop ini perlu sebuah break  juga.

orang pintar makan orang bodoh

ORANG PINTAR, MAKAN ORANG BODOH caranya agar orang bodoh tidak dimakan? berada dalam grup berjumlah banyak sehingga ada kemungkinan luput dari terkaman atau dimangsa. ada orang lain yang kena makan, bukan dirinya. tapi strategi ini membutuhkan tingkat kepintaran tersendiri. kalau bodoh tapi merasa pintar dan mau sendirian saja karena tidak mau berbagi kepintaran ? ya bisa habis begitu saja dalam keadaan sendirian pula.