Langsung ke konten utama

Dick’s Gnosticism

Philip K. Dick, Sci-Fi Philosopher, Part 3 - NYTimes.com

Ask yourself: what does one do in the face of a monistic all-consuming naturalism? We can embrace it, hoping to wrest whatever shards of wonder and meaning we can from inquiries into the brain or the cosmos sold as brightly colored trade hardbacks, written by reputable, often prize-winning, scientists. Or we can reject scientific determinism by falling back into some version of dualism. That could mean embracing a spiritual or religious metaphysics of whatever confection, or — if one is still nostalgic for the disappointed modernism of, say, Kafka or Beckett — by falling back upon a lonely, alienated self in a heartless world of anomie.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bugging Me

Look, I am not a person that you might call "grammar Nazi" but CMIIW, shouldn't this ad be corrected? Is it or is it not the correct word should be " SMOOTHER "?

Pameran 200 Tahun Raden Saleh

Billboard Pameran Raden Saleh di Parkiran Museum Nasional

Parkir "Ngaco" dan Tak Pedulian...(?)

Yeah aku tahu kalau memang parkir mundur itu SULIT apalagi kalau available space for maneuvering  sangat terbatas. Tetapi kenapa -- kalau memang masih ada waktu untuk itu -- tidak melakukan koreksi atas posisi parkir mobil yang kita pergunakan kalau kita sadar itu bisa menyulitkan diri sendiri untuk keluar dari parkiran nantinya (atau orang lain untuk memasuki tempat parkir di sebelah kita)? Misalnya posisi di atas, seberapa sulitnya untuk sadar bahwa posisi parkir kita itu SANGAT MIRING bahkan sampai memakan space parkir sebelah kita? Serendah itukah kemampuan mengemudimu? Yang terpikirkan olehku adalah dia terburu-buru ( positive thinking ) atau tak pedulian ( negative thinking ). Atau: Apakah SIM A yang kau pergunakan itu diperoleh dengan cara-cara tak pantas atau bahkan ilegal? Mengapa oh mengapa dirimu parkir dengan posisi sedemikian rupa?