Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

menjaga tetap di arah yang benar

 menjalani hidup tentu harus ada arah dan tujuan agar tidak menjadi pribadi yang terombang-ambing tak jelas mengikuti arus saja. tidak baik dan tak sehat dalam jangka panjang kalau hanya bermental "terserahlah, ngikut saja..." kelihatannya akan lebih mudah hidup seperti itu tetapi pada akhirnya akan hidup dalam rasa menyesal kenapa tidak melakukan sesuatu. siapa juga yang mau hidup panjang umur sampai tua tapi dalam rasa penyesalan karena tidak melakukan satu hal atau hal lain karena berkepribadian risk averse ? bayangkan menghabiskan hari tua dengan berandai-andai kalau dulu melakukan xxx dan bukannya duduk manis jadi orang baik dan tak mau kecipratan getah orang yang makan cempedak ( very random local saying being paraphrased, i know ). jadi mari kita melakukan satu hal dan/atau hal lain setiap hari setiap saat, mengambil keputusan sendiri dan bukan menyerahkan segalanya kepada orang lain atau bagaimana situasi. hidup untuk diri sendiri. susah senang konsekuensi dari keputu

masalah "kecil" dengan lingkar perut yang membesar

  jadi ini sudah menjelang pukul sepuluh malam dan besok adalah hari Senin. aku baru saja menghabiskan dua potong pisang goreng buatan mertua. lalu masih ada antrian pisang buah yang terlepas dari sisirnya sehingga sebaiknya segera "diamankan" daripada rusak karena terkena udara. bukan berarti rusak membusuk kalau dibiarkan sampai besok tetapi lebih ke tampilan kosmetik saja, mencoklat karena oksidasi tidaklah cantik dilihat. lalu aku memandang ke bawah dan tersadar bahwa bagian selangkanganku terutup oleh perut yang semakin menonjol ke depan. tidak, aku tak bisa hamil karena tidak punya uterus. berarti ini adalah: lemak di perut. ya, aku tersadar kalau lingkar perutku semakin membesar karena timbunan lemak di sekitar pinggang dan turun ke pinggul. masalah yang tadinya kuanggap kecil sekarang sudah membesar menjadi tak karuan dan mulai membuatku takut kalau aku akan tiba-tiba jatuh sakit akibat kebanyakan lemak! kalau sampai jatuh sakit yang terdampak dari salah satu tandanya

memandang kondisi "dompet" dan termenung

 adalah kebiasaan buruk yang dilakukan bertahun-tahun sampai sekarang ini seperti sebuah peribahasa: besar pasak daripada tiang. bukan berarti aku punya utang di mana-mana. tidak ada utang yang tak ter- manage olehku sampai gagal bayar. sampai sekarang kalau ada urusan keuangan selalu bisa ditanggulangi. hanya saja, ketika memandang laporan bulanan pencatatan keluar masuk kas, membuatku merasa kalau kebiasaan yang buruk ini akan membuat terperosok entah besok entah lain waktu nanti. untuk malam ini kesimpulannya sama dengan yang sebelum-sebelumnya: jangan sampai sakit, atau terlibat kecelakaan, atau menjadi korban penipuan / pencurian. bisa bangkrut nanti.

Membaca Buku Di Malam Hari

  Tidak semua orang bisa punya waktu luang sebanyak yang dimiliki segelintir orang lainnya. Kadang aku memang merasakan iri melihat orang yang bisa duduk-duduk saja karena menganggur. Kenapa merasa seperti itu? Karena aku punya banyak sekali buku yang belum dibaca, dan beberapa buku yang ingin kubaca ulang. Tapi tentu saja tidak ada waktu luang yang dibutuhkan untuk melakukannya. Kondisi terburuk adalah aku sampai pada tahap di mana sudah tak bisa membaca lagi. Mungkin karena rabun dekat yang parah. Mungkin sakit yang membuatku membutuhkan asisten untuk melakukan apapun. Atau mungkin aku meninggal dunia. Bila itu terjadi, apakah semua buku bertumpuk di rak dan lemari itu akan terpaksa dilepas -- dijual murah atau dikilokan -- karena tidak ada ruang simpan atau merepotkan atau tidak ada yang merasakan manfaatnya. Itulah, sebenarnya keraguanku. Aku berada di dalam lingkungan yang mana membaca buku itu adalah aktivitas yang tidak umum dan jarang pelakunya. Sedih juga mengalami keadaan ham

Mendapat Kabar Kematian

Ada berapa banyak orang yang pernah menunggu-nunggu kabar kematian orang lain? Ada berapa banyak orang yang mendoakan kematian orang lain atau berharap dalam hati (bila tak berdoa) agar ada yang segera wafat? Tergantung kondisi masa itu, tergantung relasi antara kedua orang itu juga. Misal di zaman pandemi, saat kapasitas rumah sakit dalam merawat pasien sampai sembuh sudah melewati batas, semua tempat penuh, lalu keluarga kita ada yang kena penyakit dan butuh diobati segera. Mungkin saat itu, saat sudah berusaha mencari ke mana-mana berusaha tapi tak mendapatkan pelayanan karena penuh, mungkin tanpa sadar berharap segera mendapat kabar bahwa ada yang meninggal dunia sehingga terciptalah slot kosong yang bisa diisi oleh anggota keluarga kita tersebut. Kabar kematian orang lain menjadi kabar baik buat kita. Hore! Kebanyakan orang tidak berpikir seperti itu -- mensyukuri kematian orang lain -- bahwa ada kemungkinan akan menjadi orang yang bahagia dengan kematian orang lain.

Tidak Sabar dan Tidak Memperhitungkan Resiko

 Jadi tersebutlah pada suatu hari aku mengakses portofolio investasi lalu berpikir kalau iseng sepertinya cukup lucu buatku pribadi, membeli saham suatu perusahaan. Jadi kubuka perintah beli dan melakukan transaksi. Anehnya dalam bagian status transaksi, perintah beli yang kumasukkan itu tidak muncul. "Oh, mungkin gangguan server, jadi perintahnya tidak tercatat dan tidak dieksekusi," demikian pikirku setelah mencoba menyegarkan tampilan status transaksi beberapa kali. Aku tutup aplikasi daring tersebut dan melakukan aktivitas rutin. Malam hari pukul sepuluh aku buka lagi aplikasi daring dan betapa kagetnya ketika melihat portofolioku berisi saham yang tadinya kupikir tidak jadi terbeli. Lebih membuat jengkel adalah nilai saham tersebut turun cukup besar yang berarti aku menderita unrealized loss  yang cukup besar. Ini terasa menunjukkan kebodohan pribadi yang menganggap aplikasi daring yang kupakai untuk transaksi dapat diandalkan seratus persen. Jadi aku menuliskan blog ini