Langsung ke konten utama

Membaca Buku Di Malam Hari

 Tidak semua orang bisa punya waktu luang sebanyak yang dimiliki segelintir orang lainnya. Kadang aku memang merasakan iri melihat orang yang bisa duduk-duduk saja karena menganggur. Kenapa merasa seperti itu? Karena aku punya banyak sekali buku yang belum dibaca, dan beberapa buku yang ingin kubaca ulang. Tapi tentu saja tidak ada waktu luang yang dibutuhkan untuk melakukannya.


Kondisi terburuk adalah aku sampai pada tahap di mana sudah tak bisa membaca lagi. Mungkin karena rabun dekat yang parah. Mungkin sakit yang membuatku membutuhkan asisten untuk melakukan apapun. Atau mungkin aku meninggal dunia. Bila itu terjadi, apakah semua buku bertumpuk di rak dan lemari itu akan terpaksa dilepas -- dijual murah atau dikilokan -- karena tidak ada ruang simpan atau merepotkan atau tidak ada yang merasakan manfaatnya.


Itulah, sebenarnya keraguanku. Aku berada di dalam lingkungan yang mana membaca buku itu adalah aktivitas yang tidak umum dan jarang pelakunya. Sedih juga mengalami keadaan hampir soliter karena berada dalam lingkungan yang punya kebiasaan berbeda berarti lingkungannya juga agak tidak kondusif untuk bisa membaca buku dengan baik dan menikmatinya.


Yang kulakukan saat ini adalah meluangkan waktu untuk dapat membaca buku, meskipun itu dilakukan di malam hari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bugging Me

Look, I am not a person that you might call "grammar Nazi" but CMIIW, shouldn't this ad be corrected? Is it or is it not the correct word should be " SMOOTHER "?

Pameran 200 Tahun Raden Saleh

Billboard Pameran Raden Saleh di Parkiran Museum Nasional

Perbandingan Gado-Gado

Sebelumnya minta maaf tak ada foto karena beberapa alasan. Baiklah, begini ceritanya: Tadi siang akhirnya aku membeli lagi gado-gado dari langgananku yang biasa mangkal di dekat sebuah rumah sakit. Sudah lama sekali tak makan di sini karena beberapa kali aku datang selalu saja sudah habis. Cukup laris memang, apalagi mengingat biasanya dia mulai berjualan pukul 10:00 pagi dan pada 12:30 biasanya dagangannya sudah habis. Seporsi gado-gado buatannya bisa didapat seharga 5.500 rupiah. Sebenarnya di dekat kantor ada cabang restoran gado-gado terkemuka di Jakarta. Saking dekatnya, tak sampai lima menit jalan kaki sudah sampai di restoran ini. Setahuku banyak juga orang yang datang ke sini untuk makan gado-gadonya. Lebih dekat ke restoran ini daripada ke penjual gado-gado langgananku itu. Tapi sampai sekarang aku belum pernah makan gado-gado restoran ini. Alasannya sederhana. Seporsi gado-gado restoran dihargai tak kurang dari 15 ribu rupiah. Ukuran porsi aku tak tahu tetapi bi...