Langsung ke konten utama

Business Model. Huh?

Linda menceritakan hal yang menarik kemarin. Di kantornya diadakan semacam kontes kecil-kecilan dengan tema penggunaan jaringan mobile broadband untuk mengeruk keuntungan bagi korporasi penyelenggara sambungan internet tersebut. Hei, memang ini pragmatis. Semua orang senang dengan monetizing apapun yang bisa diuangkan. Aku juga tertarik.

Jadi aku memutuskan pitch ide kasar ke Linda yang mana memang membuatnya tertarik. Ya aku tahu memang masih berupa sesuatu yang sangat kasar biarpun revenue stream dan target base consumers yang lumayan cukup jelas. Sekalian promosi dan melibatkan industri lainnya yang jelas-jelas saat ini membutuhkan segala bantuan yang bisa mereka dapatkan.

Ide model usaha ini menggunakan jaringan internet bergerak pita lebar (baca: mobile broadband), unsur permainan, insentif kecil yang diharapkan membuat ketagihan (return customers? repeat order?), insentif besar yang menarik dan sesuai dengan kelompok konsumen yang dituju, dan hal-hal lain yang seharusnya bisa membuat ide ini "dibeli" oleh pihak korporasi tersebut.

Mungkin sebaiknya aku mulai mengonsep dan kemudian membagikannya kepada Linda. She'll need all the help she can get!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bugging Me

Look, I am not a person that you might call "grammar Nazi" but CMIIW, shouldn't this ad be corrected? Is it or is it not the correct word should be " SMOOTHER "?

Pameran 200 Tahun Raden Saleh

Billboard Pameran Raden Saleh di Parkiran Museum Nasional

Perbandingan Gado-Gado

Sebelumnya minta maaf tak ada foto karena beberapa alasan. Baiklah, begini ceritanya: Tadi siang akhirnya aku membeli lagi gado-gado dari langgananku yang biasa mangkal di dekat sebuah rumah sakit. Sudah lama sekali tak makan di sini karena beberapa kali aku datang selalu saja sudah habis. Cukup laris memang, apalagi mengingat biasanya dia mulai berjualan pukul 10:00 pagi dan pada 12:30 biasanya dagangannya sudah habis. Seporsi gado-gado buatannya bisa didapat seharga 5.500 rupiah. Sebenarnya di dekat kantor ada cabang restoran gado-gado terkemuka di Jakarta. Saking dekatnya, tak sampai lima menit jalan kaki sudah sampai di restoran ini. Setahuku banyak juga orang yang datang ke sini untuk makan gado-gadonya. Lebih dekat ke restoran ini daripada ke penjual gado-gado langgananku itu. Tapi sampai sekarang aku belum pernah makan gado-gado restoran ini. Alasannya sederhana. Seporsi gado-gado restoran dihargai tak kurang dari 15 ribu rupiah. Ukuran porsi aku tak tahu tetapi bi...