Langsung ke konten utama

Menjual Diri Sendiri

Kemampuan untuk menjual diri sendiri adalah salah satu soft skill yang kurasakan tidak cukup kumiliki. Mengingat aku sudah hidup cukup lama, kekurangan ini sangat terasa mengganggu.

Apalagi untuk menulis secara rutin seperti ini saja, meng-update isi blog, rasanya sangat jarang kulakukan. Ternyata bersaing untuk mencari uang itu, apalagi di ibukota negara seperti ini, sangat melelahkan dan menguras emosi. Aku butuh recharge...

Lapangan Kosong di Tengah Kota. Sekosong Perasaanku Saat Ini.


Aku ingin ada Linda di sini saat ini bersamaku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bugging Me

Look, I am not a person that you might call "grammar Nazi" but CMIIW, shouldn't this ad be corrected? Is it or is it not the correct word should be " SMOOTHER "?

Pameran 200 Tahun Raden Saleh

Billboard Pameran Raden Saleh di Parkiran Museum Nasional

Perbandingan Gado-Gado

Sebelumnya minta maaf tak ada foto karena beberapa alasan. Baiklah, begini ceritanya: Tadi siang akhirnya aku membeli lagi gado-gado dari langgananku yang biasa mangkal di dekat sebuah rumah sakit. Sudah lama sekali tak makan di sini karena beberapa kali aku datang selalu saja sudah habis. Cukup laris memang, apalagi mengingat biasanya dia mulai berjualan pukul 10:00 pagi dan pada 12:30 biasanya dagangannya sudah habis. Seporsi gado-gado buatannya bisa didapat seharga 5.500 rupiah. Sebenarnya di dekat kantor ada cabang restoran gado-gado terkemuka di Jakarta. Saking dekatnya, tak sampai lima menit jalan kaki sudah sampai di restoran ini. Setahuku banyak juga orang yang datang ke sini untuk makan gado-gadonya. Lebih dekat ke restoran ini daripada ke penjual gado-gado langgananku itu. Tapi sampai sekarang aku belum pernah makan gado-gado restoran ini. Alasannya sederhana. Seporsi gado-gado restoran dihargai tak kurang dari 15 ribu rupiah. Ukuran porsi aku tak tahu tetapi bi...