Langsung ke konten utama

Bantuan Untuk Menjadi Dewasa?

Ada yang pernah bilang kepadaku bahwa bila tak bisa mengontrol emosi, misalnya saat menghadapi orang yang menyinggung perasaan kita, tanda bahwa aku belum dewasa.

Seorang yang telah dewasa, sewajarnya bisa bertindak tepat sesuai situasi, dapat mengontrol emosi, terlebih lagi bila ekspresi yang akan dikeluarkan ke orang yang dihadapi, berpotensi merugikan diri sendiri.

Sulit, memang, jadi dewasa.

Sampai sekarangpun aku masih banyak belajar mengelola emosi dan seringnya, amarah. Apakah ada tempat berlatih yang sesuai untuk kebutuhan ini? Soalnya aku sadar bahwa seringkali ungkapan perasaan yang spontan kukeluarkan, berujung pada penyesalan diri sendiri.

I shouldn't do that.

Seperti itulah yang kupikirkan setelah ditinggal sendiri dengan pikiranku. Biasanya aku analisis peristiwa yang terjadi, apa reaksi lawan bicaraku, apa reaksiku, dan apa yang sebenarnya bisa kulakukan agar hasil akhirnya menguntungkan diriku dan syukur-syukur, juga menguntungkan lawan bicara itu. Memang terdengar oportunis tapi hey! Siapa manusia sekarang yang tidak sekalipun mempertimbangkan untung-rugi bagi diri sendiri sebelum mengambil keputusan? Wajar, kan?

Bila menjadi dewasa adalah kemampuan mengontrol emosi, maka aku masih anak-anak.

Aku rasa aku butuh bantuan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Persistent, With Smile"

Itulah motto yang harus kupegang dalam menjalankan tugas sekarang ini. Maksud dari "Persistent, With Smile" adalah bahwa aku tetap ngotot mencapai tujuan tugas/ kerja tanpa melupakan untuk terus tersenyum. Terdengar lebih mudah daripada kenyataannya karena saat mendapati hasilnya tak sebanding dengan upaya yang dikeluarkan, bisa jadi terasa pesimis, frustrasi, atau bahkan putus asa dan menjadi apatis! Ini tentu tidak baik dan tidak sehat. Untuk tetap bisa tersenyum dalam arti senyum yang sebenarnya, bukan senyum palsu yang dipaksakan, aku tentu akan mencoba mencari alasan yang pas. Tentu untuk bisa tersenyum dengan tulus dan punya makna, aku sedang ingin tersenyum. Yang kulakukan kemudian adalah menemukan hal-hal yang membuatku bisa tersenyum! Pencapaian kecil, lelucon pribadi, hal menyenangkan yang bisa kunikmati sendiri atau dibagi dengan orang lain. Tetap berusaha keras dengan memikirkan cara dan solusi terbaik, alternatif yang wajar, jalan keluar dari masalah,...

Daft Punk di Tron: Legacy

Dari sekian banyak blog post di internet soal film Tron: Legacy dari Disney ini, pastilah juga ada banyak yang membahas tentang Daft Punk yang mengisi ilustrasi musiknya. Tak apalah aku menambahkan satu post lagi yang bersifat minat personalku tentang angle Daft Punk, Disney, dan film fiksi ilmiah tentang komputer. Pemilihan duo Daft Punk adalah pilihan yang tepat. Musik mereka elektronik. Style  mereka robotik. Film ini tentang komputik (yeah, aku tahu aku memaksa rimanya). Tetapi betapa menariknya mendengarkan satu album ilustrasi musik untuk film ini membuatku sangat bersemangat untuk menontonnya! Aku ingin tahu apakah Linda akan merasakan hal yang sama denganku? Mengingat sekian tahun yang lalu aku membaca cerita tentang film Tron di terbitan Intisari yang saat itu sangat captivate  imajinasiku! Bayangkan: sebuah dunia dalam komputer dimana program-program saling berinteraksi, lengkap dengan adegan balap dan duel cakram! Keren! Padahal aku hanya membaca tulisan tent...

mengatur waktu sesuai kapasitas, prioritas, dan sumber daya lainnya.

 mencari tahu tentang manajemen waktu, pelan-pelan menerapkannya sesuai kondisi, konsisten dan berkomitmen dengan proses. lalu setelah beberapa waktu, melakukan evaluasi dengan maksud membuat beberapa perubahan dan penyesuaian demi semakin efektifnya bekerja. ini adalah upaya yang memerlukan ketekunan, kegigihan, dan kesabaran, selain tentunya kecerdasan pada tingkatan tertentu. prioritas yang tertinggi adalah menjadikan diri lebih baik dari sebelumnya, dapat bekerja lebih cepat atau segera mendelegasikan tugas rutin yang tidak esensial. selain itu tentunya dapat berpikir kreatif dan menemukan solusi. coba lihat paragraf di atas. aku menuliskan hal-hal seperti aku tahu banyak hal padahal tidak.