Langsung ke konten utama

Menulis Buku Seperti Orang Lainnya.

Baru saja menyelesaikan buku karya Soleh Solihun yang berjudul Kastana Taklukkan Jakarta.

Seperti biasanya, membaca buku karya penulis Indonesia, memicu pertanyaan dalam hati. Kali ini adalah rasa iri yang sulit ditahan karena pertanyaan: "Kenapa buku seperti ini bisa diselesaikan penulisnya sehingga kemudian diterbitkan?"

Aku tahu Soleh tentu saja termasuk orang yang cukup menarik sehingga -- hei, kenapa tidak menerbitkan kisah tentang dirinya? Mungkin akan menarik dan akan ada banyak orang yang bisa relate their own life with his.

Misal soal anak Bandung yang setelah menyelesaikan kuliah kemudian merantau ke Jakarta untuk bekerja.

Tentang menjadi wartawan dan mendirikan media.

Tentang menjadi komik dan bersuara tentang kondisi pekerjaan dan atasan yang kurang adil/bijaksana.

Tentang...

Sepertinya melantur karena buku itu menurutku tidak dimaksudkan sekompleks seperti yang aku pikirkan.

Anyway, sekarang yang perlu kulakukan adalah mengerahkan segala daya upaya agar menjadi orang yang cukup menarik bagi banyak orang sehingga aku bisa menulis dan menerbitkan buku tentang hidupku.

Dan orang mau membacanya.

Heh, mimpi sedikit dan sekali-sekali, tak ada salahnya, kan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bugging Me

Look, I am not a person that you might call "grammar Nazi" but CMIIW, shouldn't this ad be corrected? Is it or is it not the correct word should be " SMOOTHER "?

ok laptop computer, now take a break

  Jadi sebagai pengguna laptop kantor untuk juga beberapa korespondensi pribadi dan " few-ish" non-work related stuff , aku tahu bahwa tidak bisa meminta privasi terlindungi karena: 1. Tidak ada hukum positif Indonesia (setahuku) yang bisa melindungiku saat perwakilan kantor mau buka-buka isi laptop kantor. 2. Kultur kantor tidak menghendaki komputer dan jaringan datanya dipakai untuk urusan non-work . Ini berarti aku perlu melakukan langkah-langkah antisipatif untuk melindungi kepentinganku sendiri. Kepentingan sendiri ini termasuk tapi tidak terbatas pada kesehatan mental, kesehatan  fisik, preferensi hidup, dan hal lainnya. Tidak sulit menemukan orang yang tidak menganggap beberapa aspek dalam hidup harus dilindungi karena privasi itu penting. Sekarang aku perlu beristirahat jadi laptop ini perlu sebuah break  juga.

orang pintar makan orang bodoh

ORANG PINTAR, MAKAN ORANG BODOH caranya agar orang bodoh tidak dimakan? berada dalam grup berjumlah banyak sehingga ada kemungkinan luput dari terkaman atau dimangsa. ada orang lain yang kena makan, bukan dirinya. tapi strategi ini membutuhkan tingkat kepintaran tersendiri. kalau bodoh tapi merasa pintar dan mau sendirian saja karena tidak mau berbagi kepintaran ? ya bisa habis begitu saja dalam keadaan sendirian pula.