Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2020

kestabilan dan/atau jaring pengaman

malam ini kembali membuka laptop dalam rangka menyelsaikan misi pribadi yaitu belajar X atau Y agar aku mendapatkan kemampuan dan keterampilan baru sebagai plan B ketika tempatku bekerja saat ini sudah tak lagi sesuai dengan keinginan dan aspirasiku. memang sudah seharusnya aku mengamalkan pemahaman atas realita: tidak bisa mengharapkan kestabilan dari suatu korporasi dan keamanan untuk meniti jenjang karier. kalaupun terjadi perubahan internal -- suatu keniscayaan -- dan kurasakan sudah perlu menyelamatkan diri sendiri, setidaknya aku ada keyakinan bahwa kemampuanku terjaga agar selalu up to date dengan kebutuhan dunia kerja saat itu. jadi, ketika berhadapan lagi dengan kompetisi teranyar, aku tak gagap atau minder, menyerah dan tak mau mencoba sama sekali karena merasa pasti kalah. jujur, aku tak ingin terjadi hal seperti itu kepadaku. aku harus bisa bertarung dengan kompetitor lainnya, mereka yang sama-sama mencari kerja sepertiku.

aku berharap, berdoa, tapi lupa bekerja

melakukan sesuatu itu jangan setengah-setengah, begitulah pesan yang pernah kudapat dahulu kala. tetapi seperti biasanya, pesan seperti itu tinggallah kalimat tak bermakna karena tak kuresapi dan kuterapkan dalam menjalani hidup. tentu semuanya karena kebiasaanku untuk melakukan hal-hal mudah lalu mengaku bahwa itu adalah best effort untuk menutupi kenyataan: ada hal lain yang bisa kulakukan tetapi tidak kulakukan. bisa jadi karena malas, karena menunda terlalu lama, atau memang tak bisa memegang komitmen pada diri sendiri. ini yang membuatku menghabiskan waktu tak menghasilkan apa-apa atau menambah hal positif, misalnya aset, pertemanan / koneksi, ilmu pengetahuan yang makin luas, spesialisasi keahlian yang makin tajam, dan hal lainnya. kadang kalau melihat kondisi diri sendiri terasa malu karena terlalu banyak menyia-nyiakan kesempatan.  aku berharap. aku berdoa. tapi aku lupa bekerja. terus dengan keras kepalanya aku berkisah pada dunia bahwa aku sudah melakukan segala daya

memulai rutinitas lagi (lanjutan)

tidak mudah untuk memulai rutinitas lagi, semacam restart , seperti yang pernah kutuliskan sebelumnya, dikarenakan membuat habit baru itu bisa dibilang gampang-gampang susah. melakukan evaluasi terhadap kinerja antara sebelum dan setelah memulai habit baru sebenarnya perlu dilakukan agar paham di mana hal yang dilakukan sudah baik dan memadai dan di bagian mana masih perlu perbaikan / peningkatan. melakukan upaya peningkatan kemampuan diri atau membentuk habit baru jangan dilakukan serampangan karena kita tak ingin segalanya sia-sia. memulai rutinitas lagi dengan mengubah ritual pagi hari atau malam hari sebelum tidur, misalnya. yang tadinya sejak membuka mata pertama kali sampai selesai mandi pagi mungkin butuh satu jam lima belas menit tanpa aktivitas penting atau krusial di antara kedua milestone itu, mungkin bisa evaluasi dengan mengurasi aktivitas menggeliat di atas ranjang atau tidak lagi membuka gawai terlebih dulu. semacam simpel tetapi akumulasi waktu yang tak lagi tersia-

semua ini telah kulakukan

aku harus mengabaikan halusinasiku tempo hari karena ternyata aku tak punya leverage untuk mengeluarkan isi otak dan melampiaskan kegelisahan di hati. aku tak tahu apakah benar atau salah yang jelas tak ada artinya memiliki rencana yang muluk-muluk. tapi aku tahu aku menuliskan ini seperti orang yang tak punya harapan, pesimistis menatap masa depan, biarpun selama ini aku sebenarnya baik-baik saja melewati waktu. aku hanya merasa tak mencapai my full potential karena aku terlalu mudah terdistraksi. tidak memadainya waktu dan tak adanya energi seharusnya bisa dikelola karena aku punya resource yang terbuang dengan mudahnya. membayangkan memiliki apa yang aku miliki sekarang biarpun sebenarnya aku pernah berharap melengkapi semua lebih cepat lagi. misalnya sepuluh atau lima belas tahun yang lalu. sebaiknya aku mengonsep jalur cerita yang lebih koheren dan menuliskan, mengedit, lalu menuliskan ulang agar seperti kegiatan mengasah pisau sehingga semakin tajam. menyimpan semua pikir

antara ada dan tiada

ini di ujung jalan berkumpul dan berbicara tentang isi dompet yang tak berbudi karena tidak kenal kawan dan lawan. melakukan perbincangan dengan mencapai kesepakatan verbal dengan komitmen dalam jangka panjang untuk kesejahteraan masing-masing individu. untuk saat ini perlu evaluasi apa saja hal yang perlu dibuatkan tetapi belum dilakukan karena alasan yang bermacam-macam. mengenai perbaikan diri dan tuntutan ilmu yang baru agar selalu dapat berkompetisi minimal dalam rangka dan level tertentu. kebiasaan yang baik perlu dipupuk dan dimotivasi agar tumbuh kembang. motivator terbaik adalah diri sendiri. maju terus pantang mundur.

powerful tools at your fingertips

i have to admit i wasted time not really learning all the available free tools -- very powerful tools -- available at a few keystrokes. you see, i've been using and self-learning free tools more than half of my life. a lot of people i know, won't be caught red-handed using free tools. not me, i love free tools but i just can't make myself learning these free tools seriously. i should, but somehow i wouldn't. and that's bad for me. here i am few years later in life and reading about how this person and that person succeeded in getting life-sustenance (be it fee or commission work or salary) because they learned and learned and spent resources on those free powerful tools. i want to be like them i get distracted easily. using whatever available for oneself, using powerful tools and softwares available, to expand horizon, explore additional avenues and / or source of income(s!), great for people that can do it. for myself, i'm not happy at my own state of life.