Langsung ke konten utama

aku berharap, berdoa, tapi lupa bekerja

melakukan sesuatu itu jangan setengah-setengah, begitulah pesan yang pernah kudapat dahulu kala. tetapi seperti biasanya, pesan seperti itu tinggallah kalimat tak bermakna karena tak kuresapi dan kuterapkan dalam menjalani hidup.

tentu semuanya karena kebiasaanku untuk melakukan hal-hal mudah lalu mengaku bahwa itu adalah best effort untuk menutupi kenyataan: ada hal lain yang bisa kulakukan tetapi tidak kulakukan. bisa jadi karena malas, karena menunda terlalu lama, atau memang tak bisa memegang komitmen pada diri sendiri.

ini yang membuatku menghabiskan waktu tak menghasilkan apa-apa atau menambah hal positif, misalnya aset, pertemanan / koneksi, ilmu pengetahuan yang makin luas, spesialisasi keahlian yang makin tajam, dan hal lainnya. kadang kalau melihat kondisi diri sendiri terasa malu karena terlalu banyak menyia-nyiakan kesempatan. 

aku berharap. aku berdoa. tapi aku lupa bekerja.

terus dengan keras kepalanya aku berkisah pada dunia bahwa aku sudah melakukan segala daya upaya terbaik tetapi takdir memang berkehendak lain.

aku pikir dalam hal terbiasa membuat alasan seperti ini, aku tak sendirian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bugging Me

Look, I am not a person that you might call "grammar Nazi" but CMIIW, shouldn't this ad be corrected? Is it or is it not the correct word should be " SMOOTHER "?

Pameran 200 Tahun Raden Saleh

Billboard Pameran Raden Saleh di Parkiran Museum Nasional

Perbandingan Gado-Gado

Sebelumnya minta maaf tak ada foto karena beberapa alasan. Baiklah, begini ceritanya: Tadi siang akhirnya aku membeli lagi gado-gado dari langgananku yang biasa mangkal di dekat sebuah rumah sakit. Sudah lama sekali tak makan di sini karena beberapa kali aku datang selalu saja sudah habis. Cukup laris memang, apalagi mengingat biasanya dia mulai berjualan pukul 10:00 pagi dan pada 12:30 biasanya dagangannya sudah habis. Seporsi gado-gado buatannya bisa didapat seharga 5.500 rupiah. Sebenarnya di dekat kantor ada cabang restoran gado-gado terkemuka di Jakarta. Saking dekatnya, tak sampai lima menit jalan kaki sudah sampai di restoran ini. Setahuku banyak juga orang yang datang ke sini untuk makan gado-gadonya. Lebih dekat ke restoran ini daripada ke penjual gado-gado langgananku itu. Tapi sampai sekarang aku belum pernah makan gado-gado restoran ini. Alasannya sederhana. Seporsi gado-gado restoran dihargai tak kurang dari 15 ribu rupiah. Ukuran porsi aku tak tahu tetapi bi...