Mengutip dari sini jadi berpikir: Betapa buruknya politik lokal Tangerang Selatan.
Bayangkan, bukannnya mengurusi masyarakat, malah rebutan kekuasaan menjadi walikota dengan segala macam cara.
Entah dari mana awalnya ada LSM yang melaporkan bahwa salah satu calon wakil walikota Tangerang Selatan, Andre Taulani, karena berkampanye di televisi dalam acara Opera Van Java (OVJ). Maksud mereka, Andre Taulani itu curi start sehingga melanggar undang-undang yang berlaku
Laporan yang absurd. Andre Taulani bahkan sebelum jadi calon wakil walikota sudah lebih dahulu terkenal sebagai pemain dalam acara Opera Van Java. Bahkan mungkin karena terkenalnya itulah maka dia dipinang untuk jadi calon wakil walikota.
Lalu menurut LSM ini, Andre Taulani bertindak tidak tepat karena selama tampil di OVJ maka dia diuntungkan oleh ekspose dan ini adalah bagian dari kampanye. Seharusnya Andre Taulani tidak tampil dalam acara OVJ selama masih dicalonkan.
Di sinilah LSM ini sudah mengada-ada. Kalau mereka memberikan pernyataan bahwa Andre Taulani melakukan kampanye, perlu ada bukti pada bagian mana acara OVJ itu yang bersangkutan mempromosikan pencalonan dirinya? Ada rekamannya tidak? Kalau tidak ada bukti konkrit maka pengaduan LSM ini tak perlu digubris.
Alasan lain bahwa ekspose di televisi nasional menguntungkan Andre Taulani? Tidak salah lagi, memang menguntungkan Andre, karena itu memang mata pencariannya sebagai seniman. Kalau bekerja dalam OVJ tidak menguntungkan, mungkin saja dia sudah berhenti dari dulu.
Andre Taulani memang melawak di dalam acara itu. Tak ada yang salah.
Apakah maksud LSM ini bahwa orang tak boleh melakukan pekerjaan atau mata pencahariannya hanya karena mencalonkan diri? Hal seperti ini sepantasnya hanya berlaku bagi penyelenggara yang mencalonkan diri atau penguasa petahana, karena dikhawatirkan menggunakan fasilitas negara / jabatan untuk kegiatan kampanye pribadi. Berbeda dengan pekerja swasta, seniman, atau yang terafiliasi dengan pemerintahan. Tak ada kerugian negara di situ.
Kalau bicara ekspose yang menguntungkan, silahkan saja pasangan calon walikota dan wakil walikota yang lainnya muncul di televisi dan radio, bila dirasakan itulah cara yang tepat menjaring dukungan.
Hal yang dilaporkan oleh LSM ini adalah mengada-ada dan sepantasnya tidak usah digubris lagi.
(Disclaimer: Saya tidak mendukung pasangan calon yang manapun karena meskipun berdomisili di Tangerang Selatan tetapi belum memiliki hak pilih di wilayah ini).
Bayangkan, bukannnya mengurusi masyarakat, malah rebutan kekuasaan menjadi walikota dengan segala macam cara.
Entah dari mana awalnya ada LSM yang melaporkan bahwa salah satu calon wakil walikota Tangerang Selatan, Andre Taulani, karena berkampanye di televisi dalam acara Opera Van Java (OVJ). Maksud mereka, Andre Taulani itu curi start sehingga melanggar undang-undang yang berlaku
Laporan yang absurd. Andre Taulani bahkan sebelum jadi calon wakil walikota sudah lebih dahulu terkenal sebagai pemain dalam acara Opera Van Java. Bahkan mungkin karena terkenalnya itulah maka dia dipinang untuk jadi calon wakil walikota.
Lalu menurut LSM ini, Andre Taulani bertindak tidak tepat karena selama tampil di OVJ maka dia diuntungkan oleh ekspose dan ini adalah bagian dari kampanye. Seharusnya Andre Taulani tidak tampil dalam acara OVJ selama masih dicalonkan.
Di sinilah LSM ini sudah mengada-ada. Kalau mereka memberikan pernyataan bahwa Andre Taulani melakukan kampanye, perlu ada bukti pada bagian mana acara OVJ itu yang bersangkutan mempromosikan pencalonan dirinya? Ada rekamannya tidak? Kalau tidak ada bukti konkrit maka pengaduan LSM ini tak perlu digubris.
Alasan lain bahwa ekspose di televisi nasional menguntungkan Andre Taulani? Tidak salah lagi, memang menguntungkan Andre, karena itu memang mata pencariannya sebagai seniman. Kalau bekerja dalam OVJ tidak menguntungkan, mungkin saja dia sudah berhenti dari dulu.
Aziz, Andre, Sule (dari Google Image Search) |
Apakah maksud LSM ini bahwa orang tak boleh melakukan pekerjaan atau mata pencahariannya hanya karena mencalonkan diri? Hal seperti ini sepantasnya hanya berlaku bagi penyelenggara yang mencalonkan diri atau penguasa petahana, karena dikhawatirkan menggunakan fasilitas negara / jabatan untuk kegiatan kampanye pribadi. Berbeda dengan pekerja swasta, seniman, atau yang terafiliasi dengan pemerintahan. Tak ada kerugian negara di situ.
Kalau bicara ekspose yang menguntungkan, silahkan saja pasangan calon walikota dan wakil walikota yang lainnya muncul di televisi dan radio, bila dirasakan itulah cara yang tepat menjaring dukungan.
Hal yang dilaporkan oleh LSM ini adalah mengada-ada dan sepantasnya tidak usah digubris lagi.
(Disclaimer: Saya tidak mendukung pasangan calon yang manapun karena meskipun berdomisili di Tangerang Selatan tetapi belum memiliki hak pilih di wilayah ini).
Komentar
Posting Komentar