Langsung ke konten utama

Berusaha Untuk Orang Lain (Bagian 2)

Sejujurnya, aku merasa bersalah terlalu lama tidak menuliskan sedikit saja dari sebegitu banyak pikiran yang berkeliaran di dalam kepalaku. Tetapi untunglah sebelum aku mulai berkeluh kesah soal pekerjaanku -- yang berarti bisa menjadi tulisan yang sangat panjang -- bisa kuhentikan dengan bentuk pengendalian diri dan penyaluran emosi dengan cara yang lain.

Hanya saja aku rasa perlu cara lain untuk penyaluran emosi dan pikiran butek yang berjejalan. Misalnya dengan lebih banyak aktivitas yang menyenangkan tetapi sekalian menguras energi, if you know what I mean.


Waktu luang yang kupunya tentu saja kugunakan untuk menghibur diri. Misalnya dengan membawa sebuah buku yang mampu menyedot perhatianku ke tempat minum kopi yang cukup murah tetapi cukup nyaman. Tentu saja warkop tepi jalan tidak termasuk. Kopinya memang murah tapi duduk di bangku kayu panjang tanpa sandaran selama beberapa jam? Tidak, terima kasih.

Double Espresso and A Good Book To Keep Me Company
Jadi pilihan yang kupunya adalah pergi ke Bengawan Solo Coffee dan membawa kitab kedua Nagabumi karya Seno Gumira Ajidarma. Buku yang memikat perhatian, membuat berpikir, menikmati juga khayalan soal pertarungan pendekar dan pergulatan filsafat, deskripsi kehidupan manusia tahun 700-an Masehi. Wow!

Memang saat hidup tersita untuk berusaha bagi kepentingan orang lain, perlu sekali penyeimbangan dengan cara penghiburan diri melalui kegiatan yang memang disukai. Berhubung kegiatan fotografi sedang sulit kulakukan, pilihan selanjutnya secara normal jatuh ke hobi membaca buku. Plus menikmati kopi.

Nah, seandainya saja ada Linda yang menemaniku, duduk selonjoran di sebelahku, akan menjadi begitu bahagia!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Make Some Free Time For Yourself

Here I am, wondering how can I make some free time for myself so I can start doing some coding on the side. Yes, I decided that I might  need new ability, that is to code something. A computer program, if I may. Why? Because this is a new era where data matters. I have to be able to at least know some programming stuff, expanding (or taking up) from where I left a few years ago. Like when I started with Pascal. Then some Basic. Then move to Fortran. Never get my hands on C. What language now I will study? Either Phyton, or R. Whichever have the most free accessible library for me to study. Back to the title: how do I make some free time? I know I can, just have to find which part of my habit to kick out. Let's do this!

"Persistent, With Smile"

Itulah motto yang harus kupegang dalam menjalankan tugas sekarang ini. Maksud dari "Persistent, With Smile" adalah bahwa aku tetap ngotot mencapai tujuan tugas/ kerja tanpa melupakan untuk terus tersenyum. Terdengar lebih mudah daripada kenyataannya karena saat mendapati hasilnya tak sebanding dengan upaya yang dikeluarkan, bisa jadi terasa pesimis, frustrasi, atau bahkan putus asa dan menjadi apatis! Ini tentu tidak baik dan tidak sehat. Untuk tetap bisa tersenyum dalam arti senyum yang sebenarnya, bukan senyum palsu yang dipaksakan, aku tentu akan mencoba mencari alasan yang pas. Tentu untuk bisa tersenyum dengan tulus dan punya makna, aku sedang ingin tersenyum. Yang kulakukan kemudian adalah menemukan hal-hal yang membuatku bisa tersenyum! Pencapaian kecil, lelucon pribadi, hal menyenangkan yang bisa kunikmati sendiri atau dibagi dengan orang lain. Tetap berusaha keras dengan memikirkan cara dan solusi terbaik, alternatif yang wajar, jalan keluar dari masalah,...

Sepeda Motor Di Jalur Cepat

Bisa dibilang, pepatah "Hukum Tidak Berlaku Bagi Yang Membuatnya" bisa diterapkan di Indonesia. Memang, dengan tidak seratus persen benar karena polisi tidak membuat sendiri begitu saja hukum berlalu-lintas di jalan raya. Tetapi sebagai otoritas yang berwenang menegakkan peraturan lalu-lintas, pelanggaran yang mereka sendiri lakukan terasa menjengkelkan dan menunjukkan seberapa baik kualitas sumber daya manusia yang menjadi petugas polisi. Mau Nyelip Tapi Gak Muat. Misalnya pada suatu hari sebelum mulai cuti bersama Idul Fitri tahun 2011 ini. Macetnya jalanan di Jakarta (sepertinya) makin meningkat! Mantapnya menyengsarakan! Aku tak habis pikir bagaimana bisa pemerintah kita ini seperti tak melakukan apa-apa dan tak bisa proyeksi pertumbuhan kendaraan pribadi di jalanan! Atau barangkali ada motif tertentu? Entahlah. Tapi, kembali ke topik: