Langsung ke konten utama

Cermin

So I guess there's always something wrong that I do no matter what I did.

Atau sesuatu dengan efek yang kurang lebih sama seperti kalimat di atas. Betapa mudahnya aku men-judge orang yang kutemui sehari-hari sampai aku melupakan bahwa ada saja orang yang melakukan hal mirip kepadaku tanpa berusaha mengenalku sama sekali. Tidak menyenangkan bahwa tindakan seperti itu, being judgemental, ternyata resiprokal.

Apalagi ketika menyadari perlakuan seperti itu ditetapkan kepadaku oleh orang-orang di sekitarku.

Tetapi kalau dipikir lagi, kenapa harus peduli?

Aku adalah aku. Kalau tak suka dengan aku, kenapa aku harus pedulikan penilaian itu?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bugging Me

Look, I am not a person that you might call "grammar Nazi" but CMIIW, shouldn't this ad be corrected? Is it or is it not the correct word should be " SMOOTHER "?

Pameran 200 Tahun Raden Saleh

Billboard Pameran Raden Saleh di Parkiran Museum Nasional

Perbandingan Gado-Gado

Sebelumnya minta maaf tak ada foto karena beberapa alasan. Baiklah, begini ceritanya: Tadi siang akhirnya aku membeli lagi gado-gado dari langgananku yang biasa mangkal di dekat sebuah rumah sakit. Sudah lama sekali tak makan di sini karena beberapa kali aku datang selalu saja sudah habis. Cukup laris memang, apalagi mengingat biasanya dia mulai berjualan pukul 10:00 pagi dan pada 12:30 biasanya dagangannya sudah habis. Seporsi gado-gado buatannya bisa didapat seharga 5.500 rupiah. Sebenarnya di dekat kantor ada cabang restoran gado-gado terkemuka di Jakarta. Saking dekatnya, tak sampai lima menit jalan kaki sudah sampai di restoran ini. Setahuku banyak juga orang yang datang ke sini untuk makan gado-gadonya. Lebih dekat ke restoran ini daripada ke penjual gado-gado langgananku itu. Tapi sampai sekarang aku belum pernah makan gado-gado restoran ini. Alasannya sederhana. Seporsi gado-gado restoran dihargai tak kurang dari 15 ribu rupiah. Ukuran porsi aku tak tahu tetapi bi...