Langsung ke konten utama

Hidup Yang Seharusnya

Seperti semua orang lainnya di muka bumi ini, orang yang normal, sehat jasmani dan rohani, tentu ingin hidup seperti yang seharusnya mereka jalani. Hidup yang seperti idealnya mereka. Cukup atau berlebih, sejahtera atau kaya raya, banyak teman atau dibiarkan sendirian, entah apapun itu, pastilah keinginan itu ada. Tentu tak ada yang salah dengan keinginan itu karena seharusnya hidup itu ada "alur"-nya, ada "pakem"-nya, ada "aturan"-nya.

Seharusnya hidup itu ya seperti itu.

Maksudku, kalau tidak diatur orang lain, ya hidupmu itu mestinya diatur oleh dirimu sendiri, agar hidup itu punya arti, makna, manfaat, dan tidak menghabiskan sumber daya di bumi ini sia-sia.

Bayangkan saja kalau ada satu milyar manusia yang menjalani hidup dengan prinsip mengalir begitu saja -- yang ternyata, sialnya -- dan ketika tiba di muara (ini kan perumpaan yang menyamakan dengan air sungai bermuara ke laut, bedanya muara kehidupan ini sepertinya lebih pas diartikan sebagai ajal alias maut), ternyata tak ada artinya. Ya, berlalu begitu saja.

Hidup yang seharusnya ya tidak seperti itu.

Tapi kalau ada harus begini dan harus begitu, bukannya hidup itu jadi terasa terkungkung banyak batasan?

Dan bukannya standar "harus begini" dan "harus begitu"-nya tiap orang itu berbeda-beda?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bugging Me

Look, I am not a person that you might call "grammar Nazi" but CMIIW, shouldn't this ad be corrected? Is it or is it not the correct word should be " SMOOTHER "?

Mengingat Jalan Raya Serpong

Ada banyak hal yang bisa kuingat dari Jalan Raya Serpong kalau nantinya aku jadi meninggalkan tempat ini. Bukan berarti aku akan merindukannya. Bisa jadi aku cuma akan mengingat beberapa hal saja sehingga perlu menuliskan beberapa hal di sini. Iklan Pilkada Ratu Atut-Rano Karno Ter- stretch  Mungkin pilkada gubernur dan wakil gubernur Propinsi Banten pada tahun 2011 ini adalah satu-satunya pilkada gubernur setempat yang aku ada di sana ketika berlangsung. Sebenarnya melihat dari jumlah spanduk, iklan billboard, stiker gratis, pamflet dan hal lainnya, bisa ditebak kalau pasangan inilah yang menjadi berbahagia sebagai pasangan yang menang! Memang sepertinya Ratu Atut masih belum ada lawan. Tidak tahu apakah Rano Karno akan berfungsi secara optimal dan efektif. Sepertinya itu adalah soal lain.

Pameran 200 Tahun Raden Saleh

Billboard Pameran Raden Saleh di Parkiran Museum Nasional