Langsung ke konten utama

Menjadi Pemimpin di Sini

Kadang aku berinteraksi dengan pemimpin yang seperti lupa bahwa tanpa pengikut, dirinya tak akan bisa memimpin.

Mana ada pemimpin tanpa pengikut. Tanpa anak buah yang bersedia beraktivitas sesuai perintah pemimpin demi kepentingan kelompok atau mungkin sekedar kepentingan pribadi si pemimpin tersebut.

Ada pemimpin yang dengan penuh percaya diri bahkan kadang terkesan angkuh, yang menepuk dada dan menyatakan bahwa dirinya memang ahli dan bisa. Tidak segan mendesak dan membuat anak buahnya bekerja dengan keras dan lebih keras lagi lalu hasilnya akan diklaim sebagai kemampuannya pribadi.

Ada pemimpin yang seakan-akan merangkul anak buahnya tetapi kalau ditelaah lagi, sebenarnya caranya memanipulasi orang lain untuk tujuan yang sudah dia tetapkan.

Aku pernah dengar pemimpin yang berhasil adalah pribadi yang agresif dan tukang bully.

Aku rasa aku harus lebih agresif dan lebih mem-bully, karena tak mungkin selamanya aku bersedia tidak merubah posisi dalam pekerjaan, bukan? Itu akan menjadi kesalahan yang buruk dan bodoh. Terdengar lucu atau aneh, tapi bila ingin berhasil dalam pekerjaan, memang traits seperti itu harus dikembangkan.

AGGRESSIVE.

BULLY.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Make Some Free Time For Yourself

Here I am, wondering how can I make some free time for myself so I can start doing some coding on the side. Yes, I decided that I might  need new ability, that is to code something. A computer program, if I may. Why? Because this is a new era where data matters. I have to be able to at least know some programming stuff, expanding (or taking up) from where I left a few years ago. Like when I started with Pascal. Then some Basic. Then move to Fortran. Never get my hands on C. What language now I will study? Either Phyton, or R. Whichever have the most free accessible library for me to study. Back to the title: how do I make some free time? I know I can, just have to find which part of my habit to kick out. Let's do this!

"Persistent, With Smile"

Itulah motto yang harus kupegang dalam menjalankan tugas sekarang ini. Maksud dari "Persistent, With Smile" adalah bahwa aku tetap ngotot mencapai tujuan tugas/ kerja tanpa melupakan untuk terus tersenyum. Terdengar lebih mudah daripada kenyataannya karena saat mendapati hasilnya tak sebanding dengan upaya yang dikeluarkan, bisa jadi terasa pesimis, frustrasi, atau bahkan putus asa dan menjadi apatis! Ini tentu tidak baik dan tidak sehat. Untuk tetap bisa tersenyum dalam arti senyum yang sebenarnya, bukan senyum palsu yang dipaksakan, aku tentu akan mencoba mencari alasan yang pas. Tentu untuk bisa tersenyum dengan tulus dan punya makna, aku sedang ingin tersenyum. Yang kulakukan kemudian adalah menemukan hal-hal yang membuatku bisa tersenyum! Pencapaian kecil, lelucon pribadi, hal menyenangkan yang bisa kunikmati sendiri atau dibagi dengan orang lain. Tetap berusaha keras dengan memikirkan cara dan solusi terbaik, alternatif yang wajar, jalan keluar dari masalah,...

Sepeda Motor Di Jalur Cepat

Bisa dibilang, pepatah "Hukum Tidak Berlaku Bagi Yang Membuatnya" bisa diterapkan di Indonesia. Memang, dengan tidak seratus persen benar karena polisi tidak membuat sendiri begitu saja hukum berlalu-lintas di jalan raya. Tetapi sebagai otoritas yang berwenang menegakkan peraturan lalu-lintas, pelanggaran yang mereka sendiri lakukan terasa menjengkelkan dan menunjukkan seberapa baik kualitas sumber daya manusia yang menjadi petugas polisi. Mau Nyelip Tapi Gak Muat. Misalnya pada suatu hari sebelum mulai cuti bersama Idul Fitri tahun 2011 ini. Macetnya jalanan di Jakarta (sepertinya) makin meningkat! Mantapnya menyengsarakan! Aku tak habis pikir bagaimana bisa pemerintah kita ini seperti tak melakukan apa-apa dan tak bisa proyeksi pertumbuhan kendaraan pribadi di jalanan! Atau barangkali ada motif tertentu? Entahlah. Tapi, kembali ke topik: