Langsung ke konten utama

Televisi? Mengapa?


Sudah masuk bulan ketiga aku ditugaskan di kota ini dan sampai sekarang masih saja televisi itu belum kubongkar dari dalam kotak kardusnya. Masih teronggok di sudut kamar, di balik pintu, di bawah tumpukan plastik dan tali rafia serta payung. Sepertinya mengumpulkan debu.

Aku memang sengaja tidak membongkarnya karena tak merasa butuh menonton televisi.

Coba saja jelaskan padaku, dengan alasan yang bagus, kenapa aku harus memasang televisi di kamar?

Berita bisa kudapatkan dari browsing. Hiburan bisa kudapatkan dari internet atau radio. Film yang kutonton biasanya bisa dimainkan via laptop. Aku tak punya konsol game yang harus disambungkan ke televisi. Terima kasih, Tuhan, untuk satu itu. Tak bisa kubayangkan betapa antisosialnya aku bila berkutat hanya di dalam kamar untuk bermain game.

Jadi sampai sekarang aku belum punya alasan kuat untuk memasang televisi itu. Lebih baik membaca buku atau tidur, bila ada waktu luang. Atau mengasah kemampuanku berkreasi dengan apa yang ada di dekatku.

Kita tak butuh televisi, bukan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bugging Me

Look, I am not a person that you might call "grammar Nazi" but CMIIW, shouldn't this ad be corrected? Is it or is it not the correct word should be " SMOOTHER "?

Pameran 200 Tahun Raden Saleh

Billboard Pameran Raden Saleh di Parkiran Museum Nasional

Perbandingan Gado-Gado

Sebelumnya minta maaf tak ada foto karena beberapa alasan. Baiklah, begini ceritanya: Tadi siang akhirnya aku membeli lagi gado-gado dari langgananku yang biasa mangkal di dekat sebuah rumah sakit. Sudah lama sekali tak makan di sini karena beberapa kali aku datang selalu saja sudah habis. Cukup laris memang, apalagi mengingat biasanya dia mulai berjualan pukul 10:00 pagi dan pada 12:30 biasanya dagangannya sudah habis. Seporsi gado-gado buatannya bisa didapat seharga 5.500 rupiah. Sebenarnya di dekat kantor ada cabang restoran gado-gado terkemuka di Jakarta. Saking dekatnya, tak sampai lima menit jalan kaki sudah sampai di restoran ini. Setahuku banyak juga orang yang datang ke sini untuk makan gado-gadonya. Lebih dekat ke restoran ini daripada ke penjual gado-gado langgananku itu. Tapi sampai sekarang aku belum pernah makan gado-gado restoran ini. Alasannya sederhana. Seporsi gado-gado restoran dihargai tak kurang dari 15 ribu rupiah. Ukuran porsi aku tak tahu tetapi bi...