Langsung ke konten utama

berbuat dan berbuah - bagian 1: pada awalnya...

tidak mudah untuk melakukan kebaikan secara konsisten dan berkelanjutan, tetapi seperti itulah yang diminta oleh tokoh yang pernah berjalan di muka bumi ini sekitar dua milenia yang lalu.

awalnya aku berpikir untuk menjadikan update blog ini sebuah renungan rohani tetapi untuk kebaikan diriku sendiri sebaiknya tidak usah berbicara soal religiusitas diriku sendiri. aku tidak merasa sebagai orang beriman yang baik dan taat pada aturan dalam agama jadi berbicara tentang ini terasa tidak tepat.

jadi aku ubah konteks "berbuat dan berbuah" menjadi sebuah refleksi diri untuk perbaikan yang tidak terkait dengan religiusitas manusia atau hubungan dengan suatu higher being sama sekali. 


berbuat

semasa hidup tak mungkin tidak berbuat apapun. melakukan tindakan yang ada konsekuensinya. memilih yang ada. kalkulasi lalu mengambil keputusan yang berimplikasi pada masa depan. semuanya bisa terasa acak namun ketika melihat ke belakang beberapa waktu kemudian mungkin terpikirkan, "kok bisa ya?"


berbuah

melakukan sesuatu. memilih. memutuskan. dampak dan akibat yang timbul setelahnya adalah "buah" dari tindakan tersebut. mungkin kita tak pernah suka. mungkin merasa terpaksa menerima. tetapi apapun itu, "buah" itu harus dimakan. hanya dengan demikian sebuah laku, "berbuat" itu bisa lengkap: ada hikmahnya, pembelajaran.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bugging Me

Look, I am not a person that you might call "grammar Nazi" but CMIIW, shouldn't this ad be corrected? Is it or is it not the correct word should be " SMOOTHER "?

ok laptop computer, now take a break

  Jadi sebagai pengguna laptop kantor untuk juga beberapa korespondensi pribadi dan " few-ish" non-work related stuff , aku tahu bahwa tidak bisa meminta privasi terlindungi karena: 1. Tidak ada hukum positif Indonesia (setahuku) yang bisa melindungiku saat perwakilan kantor mau buka-buka isi laptop kantor. 2. Kultur kantor tidak menghendaki komputer dan jaringan datanya dipakai untuk urusan non-work . Ini berarti aku perlu melakukan langkah-langkah antisipatif untuk melindungi kepentinganku sendiri. Kepentingan sendiri ini termasuk tapi tidak terbatas pada kesehatan mental, kesehatan  fisik, preferensi hidup, dan hal lainnya. Tidak sulit menemukan orang yang tidak menganggap beberapa aspek dalam hidup harus dilindungi karena privasi itu penting. Sekarang aku perlu beristirahat jadi laptop ini perlu sebuah break  juga.

orang pintar makan orang bodoh

ORANG PINTAR, MAKAN ORANG BODOH caranya agar orang bodoh tidak dimakan? berada dalam grup berjumlah banyak sehingga ada kemungkinan luput dari terkaman atau dimangsa. ada orang lain yang kena makan, bukan dirinya. tapi strategi ini membutuhkan tingkat kepintaran tersendiri. kalau bodoh tapi merasa pintar dan mau sendirian saja karena tidak mau berbagi kepintaran ? ya bisa habis begitu saja dalam keadaan sendirian pula.