Langsung ke konten utama

Melibatkan Diri Dalam Permasalahan Yang Ada - (Bag. 4 - Evaluasi)

Dalam tulisan sebelumnya di sini tentang pemaksaan kondisi dan posisi, dengan mempertimbangkan pula tentang keterpaksaan untuk melibatkan diri secara terbatas dan terukur di sini, tidak bisa tidak memang harus rutin melakukan evaluasi atas reaksi yang muncul dan benefit atau loss yang muncul. Justru bila tak melakukan evaluasi, bagaimana kita bisa mengkonfirmasi bahwa tindakan melibatkan diri sendiri itu baik dan bermanfaat serta perlu dilanjutkan, atau sebaiknya dihentikan saja dan dilupakan. Dikuburkan?


Iya, terdengar aneh memang, ketika sebelumnya aku menyarankan untuk melibatkan diri dalam permasalahan yang ada tetapi pada tulisan ini aku meminta untuk ingat dan menahan diri. Tidak konsisten kalau kata orang, seperti yang pernah kubahas di sini. Perlu perbaikan diri dan kontrol emosi kalau mau tetap menjaga faktor keberuntungan dari interaksi dengan orang lain. Aku memang belum bisa menjabarkan dengan sederhana tapi akurat karena kemampuan membahasakan sesuatu hal masih sangat terbatas.


Yang perlu diingat, ketika memutuskan untuk melibatkan diri dalam permasalahan, kita jangan sampai menjadi penambah permasalahan. Jadilah bagian dari solusi, meskipun berarti ego diri tidak terpuaskan karena untuk mendapatkan solusi atau alternatifnya -- the second best option/solution -- kita perlu mencapai suatu titik kompromi. Hidup ini memang rentetan kompromi satu demi satu, sekuensial atau bersamaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bugging Me

Look, I am not a person that you might call "grammar Nazi" but CMIIW, shouldn't this ad be corrected? Is it or is it not the correct word should be " SMOOTHER "?

ok laptop computer, now take a break

  Jadi sebagai pengguna laptop kantor untuk juga beberapa korespondensi pribadi dan " few-ish" non-work related stuff , aku tahu bahwa tidak bisa meminta privasi terlindungi karena: 1. Tidak ada hukum positif Indonesia (setahuku) yang bisa melindungiku saat perwakilan kantor mau buka-buka isi laptop kantor. 2. Kultur kantor tidak menghendaki komputer dan jaringan datanya dipakai untuk urusan non-work . Ini berarti aku perlu melakukan langkah-langkah antisipatif untuk melindungi kepentinganku sendiri. Kepentingan sendiri ini termasuk tapi tidak terbatas pada kesehatan mental, kesehatan  fisik, preferensi hidup, dan hal lainnya. Tidak sulit menemukan orang yang tidak menganggap beberapa aspek dalam hidup harus dilindungi karena privasi itu penting. Sekarang aku perlu beristirahat jadi laptop ini perlu sebuah break  juga.

orang pintar makan orang bodoh

ORANG PINTAR, MAKAN ORANG BODOH caranya agar orang bodoh tidak dimakan? berada dalam grup berjumlah banyak sehingga ada kemungkinan luput dari terkaman atau dimangsa. ada orang lain yang kena makan, bukan dirinya. tapi strategi ini membutuhkan tingkat kepintaran tersendiri. kalau bodoh tapi merasa pintar dan mau sendirian saja karena tidak mau berbagi kepintaran ? ya bisa habis begitu saja dalam keadaan sendirian pula.