Dalam tulisan sebelumnya di sini tentang pemaksaan kondisi dan posisi, dengan mempertimbangkan pula tentang keterpaksaan untuk melibatkan diri secara terbatas dan terukur di sini, tidak bisa tidak memang harus rutin melakukan evaluasi atas reaksi yang muncul dan benefit atau loss yang muncul. Justru bila tak melakukan evaluasi, bagaimana kita bisa mengkonfirmasi bahwa tindakan melibatkan diri sendiri itu baik dan bermanfaat serta perlu dilanjutkan, atau sebaiknya dihentikan saja dan dilupakan. Dikuburkan?
Iya, terdengar aneh memang, ketika sebelumnya aku menyarankan untuk melibatkan diri dalam permasalahan yang ada tetapi pada tulisan ini aku meminta untuk ingat dan menahan diri. Tidak konsisten kalau kata orang, seperti yang pernah kubahas di sini. Perlu perbaikan diri dan kontrol emosi kalau mau tetap menjaga faktor keberuntungan dari interaksi dengan orang lain. Aku memang belum bisa menjabarkan dengan sederhana tapi akurat karena kemampuan membahasakan sesuatu hal masih sangat terbatas.
Yang perlu diingat, ketika memutuskan untuk melibatkan diri dalam permasalahan, kita jangan sampai menjadi penambah permasalahan. Jadilah bagian dari solusi, meskipun berarti ego diri tidak terpuaskan karena untuk mendapatkan solusi atau alternatifnya -- the second best option/solution -- kita perlu mencapai suatu titik kompromi. Hidup ini memang rentetan kompromi satu demi satu, sekuensial atau bersamaan.
Iya, terdengar aneh memang, ketika sebelumnya aku menyarankan untuk melibatkan diri dalam permasalahan yang ada tetapi pada tulisan ini aku meminta untuk ingat dan menahan diri. Tidak konsisten kalau kata orang, seperti yang pernah kubahas di sini. Perlu perbaikan diri dan kontrol emosi kalau mau tetap menjaga faktor keberuntungan dari interaksi dengan orang lain. Aku memang belum bisa menjabarkan dengan sederhana tapi akurat karena kemampuan membahasakan sesuatu hal masih sangat terbatas.
Yang perlu diingat, ketika memutuskan untuk melibatkan diri dalam permasalahan, kita jangan sampai menjadi penambah permasalahan. Jadilah bagian dari solusi, meskipun berarti ego diri tidak terpuaskan karena untuk mendapatkan solusi atau alternatifnya -- the second best option/solution -- kita perlu mencapai suatu titik kompromi. Hidup ini memang rentetan kompromi satu demi satu, sekuensial atau bersamaan.
Komentar
Posting Komentar