Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Selamat Tahun Baru(?)

Mungkin sudah saatnya aku mengucapkan: SELAMAT TAHUN BARU! Dengan penuh semangat dan optimisme, kita sambut pergantian tahun 2015 ke 2016 ini bersama-sama. Ada banyak hal yang baik dan kurang baik yang sudah dialami sepanjang tahun 2015. Jadikan pengalaman itu sebagai guru yang personal, yang mengajarkan agar makin dewasa. Masih ada banyak petualangan yang bisa dialami di 2016. Semuanya tergantung ke diri sendiri. Upaya apa yang dilakukan, pilihan apa yang diambil, keputusan apa yang dibuat. Seperti Anak Anjing, Mari Bermain Dan Berpetualang! Pada tahun 2014 hendak berganti ke 2015, aku punya niat mulia, project yang ingin dilakukan, daftar hal yang ingin bisa dikuasai. Well, setahun berlalu dan masih banyak hal yang menjadi utang yang harus dibayarkan agar aku bisa berdamai dengan diri sendiri.

Tujuan. Hikmah. Fungsi.

Menurutku sudah seharusnya sesuatu hal yang aku lakukan memiliki tujuan. Saat aku mengalami peristiwa, ada hikmah yang bisa kupetik. Waktu aku menabung atau berusaha untuk bisa mendapatkan suatu barang, ada fungsinya, berguna bagiku atau setidaknya untuk orang lain. Kalau tidak bisa mengerti apa tujuannya, tidak paham apa hikmahnya, tidak bisa menggunakannya sesuai fungsi, bukannya menjadi sia-sia?

"Where Do You Go, When There's No Place For You Here Anymore?"

Pernah tidak terpikir bahwa akan ada masanya ketika dirimu menjadi obsolete  alias tak lagi punya manfaat di tempatmu yang sekarang? Bahwa masamu "telah lewat"? Aku pernah. Terlebih beberapa bulan terakhir ini. Aku punya skill  yang tidak bermanfaat di tempatku bekerja, begitu bagian ini selesai dikerjakan. Tak ada lagi yang bisa aku lakukan. Sekarang saja peranku makin berkurang karena atasan mendatangkan orang lain ke dalam organisasi. Aku tahu tanda-tandanya dan sebagian dariku berpendapat bahwa bila sudah waktunya pergi, why not ? Tetapi tentu saja, fear of the unknown  membuatku terlalu takut untuk melakukan analisis terhadap posisi dan kondisi saat ini. Bahkan seperti kaku, tak bisa berpikir, tak tahu mau melakukan antisipasi seperti apalagi. "Ke mana kau akan pergi, saat tak ada lagi tempatmu di sini?" Aku membaca kalimat itu dalam pengantar sebuah video yang diunggah di Vimeo dan terasa seperti ditonjok di ulu hati. Karena jawabannya adal

I Got You On Record!

As any cyclist who has daily commute in these roads, sometimes brushing with other road user is inevitable. Don't let me start with my own experience, I might bore you. But because safety is my main concern, and also I want to try my hand at video editing, I decided to install my action camera on my second bicycle. I figure that I will get both needs fulfilled by doing it. Healthier body by cycling. Video materials for editing and uploading. Rear Mounted Action Cam

Ada Banyak Hal Yang Dapat Di-Explore Di Bandung

Harus aku akui, ada banyak hal yang bisa di- explore  di Bandung. Dari yang butuh dana tidak sedikit, hanya secukupnya, atau gratis. Tergantung minatmu ada di bidang apa. Makanya aku merasa bersyukur karena penempatan tugas di Bandung. Aku bisa menikmati pertunjukan musik dari yang kelas abal-abal sampai dengan tingkat internasional dengan persiapan yang matang. Aku bisa menghabiskan waktu menikmati buku yang menarik minat biarpun harus aku akui bahwa terlihat penurunan minat membaca yang signifikan dan berakibat banyaknya "taman bacaan" yang menutup bisnisnya. Perpustakaan yang baik dan dapat diakses oleh umum juga terbatas sekali di Bandung. Artinya minat membacaku harus ditunjang oleh kemampuan mengakuisisi setiap eksemplar dan judul yang hendak kubaca. Hal ini mendorongku untuk selektif dalam membeli buku dan mempertimbangkan ruang yang tersedia untuk menyimpan buku fisik dan elektronik yang kudapatkan. Juga membagi waktu untuk membaca buku. Lalu ada hobi baru lagi ya

A Sucker for Coffee

So here I am finally writing again because I felt guilty not showing enough attention to this blog. Of course it would be about coffee! Kalau kalian cukup mengenalku IRL, tentu bisa tahu bahwa betapa aku tak bisa hidup tanpa kopi. Dalam hal ini bukan sekedar kopi melainkan memang kopi yang bisa dinikmati dan dalam proses persiapannya dilakukan dengan ilmiah. Jadi ketika Starbucks yang sekali-sekali kukunjungi ternyata mengeluarkan varian "Starbucks Reserve", CMIIW, aku sangat tertarik mencobanya. A sucker for coffee Baristanya menawarkan dua jenis kopi yang hanya ada di Starbucks Reserve: Kenya atau East Timor. Aku pilih East Timor tanpa ragu. Suatu pilihan yang boleh dibilang tepat karena hasil dari mesin Clover itu adalah rasa yang oke menurutku. Kalau saja aku bisa menyisihkan uang yang memadai untuk sebuah mesin kopi yang memadai dan basic, aku akan sangat senang sekali. Tentu saja tidak bisa dibandingkan dengan korporasi sebesar Starbucks. Tapi setidaknya

Kurang Teliti Dan Terburu Nafsu.

Well, memang agak hiperbolis soal "terburu nafsu" itu tetapi kalau dipikir lagi memang mungki sekali, itulah yang sebenarnya terjadi. Jadi begini, aku butuh alat untuk menyetel ban. Pencarian singkat sebelum berbelanja mengantarkanku pada artiker soal ukuran kunci yang dibutuhkan sebagai basic tool. Berbekal isi artikel, karena memang berniat mencicil pembelian peralatan juga, yang kubeli adalah kunci ring pas 8, 9, 10, 12. Pulang ke rumah dan mencoba kunci pas tersebut ke mur yang hendak kukencangkan ternyata... Kunci 12 itu tidak pas! Artinya aku harus beli kunci 13. Itu juga perkiraan saja dari komparasi lubang ring kunci pas dengan mur yang terpasang. Jadi tadi aku mampir ke toko perkakas, beli kunci pas 11x13 dan kunci ring pas 13. Kan 1 kunci pas untuk menahan dan 1 kunci ring pas untuk memutar mur. Balik ke rumah, mencoba memutar, dan pas! Kencang! Lalu aku berpindah ke bagian berikutnya dan ternyata.. Kunci 13 tidak muat... Aku seharusnya mengukur dengan  telit

Prioritas dan Profesional

Kemarin aku mengundang beberapa kolega untuk meeting dengan agenda membahas target dari kantor pusat. Menurutku, menjelang akhir bulan dan kenyataan bahwa target yang ditetapkan sudah meleset, wajar bila kita dudul bersama dan membahas what's went wrong? sehingga tak berhasil untuk target dalam daftar A, dan hanya empatpuluh persen dari target dalam daftar B. Aku kaget ketika mendapat penolakan dalam bentuk halus dan hampir-hampir seperti mengatakan kalau gue kagak mau meeting, loe bisa apa ? Tentu keengganan untuk rapat ini membuatku tidak senang. Soalnya berhasil atau tidaknya mencapai target, akulah yang harus menjelaskannya kepada atasan-atasan di kantor pusat. Target memang ditetapkan dari kantor pusat dan seperti target yang ditetapkan top-down seperti ini, tak jarang kita merasa tidak cocok sama sekali. Kan kita yang di daerahlah yang tahu kondisi sebenarnya dan mengapa ada yang bisa tercapai dan ada yang tak bisa tercapai.

Work Life

This should be brief. In your work life, you should have targets. From your manager(s), or from yourself. When all your personal target is money and more money, even after ten years of full time work, how much will make you satisfied? Going up daily, get to work, finish the day's tasks, go back home, and repeat the same thing tomorrow, how long can you endure without losing parts that make you what you are? That is, I assume you are a lot more than just a money-oriented adult. Therefore, other things beside money that you are aspire/want to be/get. Your work life, how much it resembled your dream? Close enough? Very different?

Mengurusi Hobi Baru

Yeah, aku memutuskan untuk mencoba hobi baru yang melibatkan lebih banyak lagi gadget. Tentu saja menurutku bakal membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tetapi kalau dipikir-pikir lagi, buat apa punya uang tersimpan tetapi "miskin" pengalaman atau aktivitas. GoPro Hero4 Silver with Knog [qudos] Action Light, shown here mounted on the stem of Giant Yukon. Jadi setelah memiliki sebuah sepeda, akhirnya membeli satu unit action camera  GoPro seri Hero4 Silver. Tidak lupa menambahkan stem clamp  seperti yang dipakai dalam foto. Sekilas terlihat keren tapi kalau diingat bahwa aku punya peralatan tetapi bisa dibilang tidak terpakai ( underutilized ) karena aku tidak punya waktu untuk mencoba equipment yang dimiliki. Kasihan, ya? Iya.

2014 is Such An Eventful Year

Such an eventful year, this past 2014. Many things happened for the first time. Achievements and failures. Hopes fulfilled, dreams realised, sweat and tears spent, some in vain, some were not. Brightly-colored or dull-grey and black. Too many to count. 2014 is the year this company I worled for, gave me a "Best Employee" award, one recipient among a hundred, out of around six thousand employees. Pride? Yes. But I am perfectly aware it was teamwork and the achievement was never mine alone. 2014 is the year that I as an adult finally used my right to vote, on both elections. First accompanied by my father, may his soul rest in peace, the second was to fulfill my promise to him while standing on his bed at the hospital. We put high hopes on the guy we trust to be the president and gladly for us until this day, he hasn't failed us the way his predecessor did. Even in test of times like reducing fuel subsidies and AirAsia crisis.