Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Akhirnya Menonton Sheila on 7 Juga!

Setelah 16 tahun usia Sheila on 7, akhirnya aku beruntung juga bisa menonton performance mereka! Demi merekalah aku menembus hujan deras yang mengguyur kota Bandung. Menuju GOR C-tra Arena di Jalan Cikutra, ke event Pesona IM Telkom 2012. Saat aku menonton mereka, aku berada di antara penonton muda usia yang saat So7 mulai terbentuk, mereka (paling) masih baru masuk sekolah dasar. Tentu saja aku berada di barisan terdepan dan berdiri merapat di pagar barikade, sambil membawa kamera untuk merekam momen menarik yang mungkin saja akan terjadi. Dan memang terjadi! Dalam pertunjukan pertama mereka yang aku tonton, aku bisa ikut mengangkat badan Duta yang menerjunkan diri ke tengah-tengah penonton, bisa menepuk lengan Eross dan memegang gitar listriknya yang sudah berumur itu, juga berhasil menangkap satu buah stik drum Brian! Kalau saja aku dapat pick bass Adam, lengkap sudah! Tapi memang kita jangan serakah, benar? Duta So7

Menghabiskan Waktu Bersama

Menghabiskan waktu bersamamu seharusnya menyenangkan dan memang seperti itulah yang kurasakan. Namun ada sesuatu yang menggantung di bagian belakang benakku, berkali-kali kucoba dorong agar tidak mengganggu tetapi dia tetap gigih hendak memunculkan diri ke depan, agar aku bisa memperhatikannya. Sebuah pertanyaannya, "Sampai kapan?" Kita tidak bertambah muda. Kita selalu bertambah usia. Aku tahu kau tahu apa yang aku maksudkan.

Something To Fight For

Better welfare. Certain future. Clear career path. To many, those are some of things in life that worth fighting for. I, too, agree. That's why I decided to support tomorrow's 2-days strike by joining the demonstration. Because I care. No matter what the outcome is, no matter how the effect to the company, the first and foremost thing is that we take real action for something that we think worth the fight.

Mengatasi Kondisi Buntu...

Ada kalanya kita merasa terbentur dan tak bisa bergerak lagi. Stuck . Buntu. Mau apalagi? Biasanya yang kulakukan setelah menghabiskan waktu berputar-putar di tempat yang sama adalah: meneruskan langkah dari tempat kita terhambat itu. Biarpun jalan keluar tak terlihat. Meskipun arah tak lagi pasti. Walaupun tujuan tak bisa terlihat. Yang penting, kita bergerak. Nanti kita akan menemukan jalan keluar. Mungkin bukan menuju hasil sesuai yang kita inginkan. Tetapi hidup tidaklah sempurna begitu pula dengan hasil usaha kita. Yang penting, kita bergerak. Temukan solusi. Temukan hasil. Ulangi proses.

Persaingan!

Dalam pekerjaan, bahkan dalam satu tim, pastinya ada kompetisi. Biarpun bekerja bersama-sama, duduk di meja yang sama, tapi persaingan pasti ada. Seperti itulah yang kurasakan saat ini. Persaingan. Kompetisi. Bahkan sepertinya ada pengelompokan "anak baru" dan "orang lama". Tidak kentara, hampir tidak terasa, tapi ada. Yang membuatku kuatir adalah bahwa gap  seperti ini hanya akan berujung pada tidak tercapainya target. Ujungnya? Ada yang akan menjadi korban. Tebak, siapa yang kemungkinan akan menjadi korbannya? Seharusnya bukan aku. Itulah sebabnya aku harus bekerja lebih keras lagi dibandingkan orang-orang lain. Berusaha lebih baik, bekerja lebih taktis dan efisien. Usaha yang dilakukan harus efektif. Aku seharusnya bisa lebih baik lagi.

Maju! Jalan Terus! (Oh Ya?)

Dalam menjalani hidup, ya harus maju ke depan. Masa berjalan mundur ke belakang? Jangan jadi orang bodoh yang tak mau berpikir dengan jernih. Saat ini ada tantangan baru. Kenapa tidak dicoba menjalani dengan sebaik-baiknya? Sebenarnya yang menjadi masalah adalah ketidakpastian yang membentang bagai tirai gelap yang menutupi sekelilingku, hanya menyisakan ruang sempit di sekitar. Lebih dari itu, segalanya tidak jelas. Dulu aku pikir hal seperti ini tidak akan terjadi padaku. Sekarang ternyata ide atau tema seperti ini terasa sangat mengganggu dan membebani pikiran, membuat gelisah, dan tak berdaya. Kenapa harus menjalani sesuatu dengan sebaik-baiknya, berusaha memandang dari sisi positif, bila pada dasarnya sistem yang berjalan hanya punya satu parameter: mendapatkan yang terbaik bagi pertumbuhan dan keberlangsungan hidup diri sendiri . Apa mau jadi seperti peribahasa: "Habis manis, sepah dibuang."?

Effective Leadership Skill

Namanya juga untuk peningkatan kemampuan, jadi waktu ada tawaran sesi singkat di kantor bertema Effective Leadership Skill  maka dengan antusias aku mendaftarkan diri mengikutinya. Diawali dengan penjelasan menarik, kemudian para peserta dibagi dalam dua tim, dan entah bagaimana aku tiba-tiba dipilih sebagai ketua tim! Apakah mereka semua terpukau dengan karisma kepemimpinanku yang sedang kulatih ini? Mengagumkan! Sayangnya aku tak bisa memaksimalkan pelatihan berhubung berkali-kali ada telepon dan orang yang mencariku. Entah kenapa pada saat aku bisa menerima interupsi pekerjaan (bila ada), tak ada seorangpun yang mencariku. Tetapi begitu aku ingin beraktivitas sesuatu yang (sedapat mungkin) jangan sampai terganggu, ada saja hal yang memecah perhatianku. Apakah ini semacam fenomena yang aku amati terjadi pada diri sendiri atau ada juga yang mengalaminya? Setidaknya aku  hanya kehilangan kurang lebih seperempat dari keseluruhan pelatihan. Menurutku tidak terlalu buruk dan tidak

Waiting For The Dead To Walk Again

I mean that I am waiting for the hit series from AMC, "The Walking Dead". One of my favorite TV series right now because it involves zombies! Lots of them! And the story is dark as it should be! Oh how I can't wait for October 14! And excited as I am, my sentences ended with exclamation marks! OMG! Can't believe I'm writing like this! "This October, Fight The Dead, Fear The Living."

Menyalahkan Pemimpin

Sulitnya mendapatkan Pemimpin yang baik. Bila sudah bekerja beberapa lama, hal seperti ini akan terasa. Seperti kata seorang motivator yang sering tampil di acara televisi yang kira-kira berbunyi seperti ini: " Andalah yang memilih Pemimpinmu, bukan sebaliknya." Jadi sebagai seorang karyawan biasa, tidak bisa kita serta merta menyalahkan Pemimpin kita saat itu dengan misalnya mengatakan bahwa beliau tidak mengerti kemampuan dan kemauan kita. Tak cocok menganggap Pemimpin kita tak mampu mengemban tugasnya atau dia adalah orang yang tak peduli pada anak buahnya. Beliau tak sepenuhnya bisa disalahkan karena pertanyaannya adalah: Memangnya apa yang kau lakukan dengan bertahan tetap menjadi anak buahnya? Bukankan itu berarti kau membiarkan dirimu berada dalam kondisi yang tidak menyenangkan tersebut?

Beda Project Maka Berbeda Pula..

Bila beda project maka akan berbeda pula kondisi saat masuk jam lembur pada malam harinya. Apalagi kalau harus mengejar target tertentu dari pimpinan project yang tentu saja adalah expatriate dari markas besar. Project "Seberang" yang Sudah Sepi Misalnya project yang kustomernya dominan merah. Mungkin karena belum mulai juga dengan kesibukan mencapai target dari atasan maka jam seperti sudah sepi. Menyebalkan. Aku rasa nanti mereka akan mendapatkan "jatah" juga untuk bekerja jungkir balik seperti keadaan kami sekarang ini. Project Kami. Masih Ramai! Sedangkan ini adalah keadaan ruangan kami yang berantakan dan masih ramai sekali. Amat sangat berbeda dengan keadaan satu project lagi yang kustomernya doyan biru gelap dan hijau. Project "Seberang" yang Lainnya Apakah ini semacam berkah terselubung atau apa? Aku akan tahu nanti setelah melewatinya. Yang penting adalah tetap bekerja dan berusaha. Hanya saja aku ingin bisa bekerja yang cer

Friends, Reversal

So here we are, having tea with a group of friends, one last time because.. One by one our team member are leaving the project, transferred to other region or project. Yes, in a few short months, we have had moments of good time. Time passed but at least we shared memories of good and bad. Can we still be friends in the future? We'll see.

Observasi: Pelayanan Kepada Kustomer - Sushi Tei dan Periplus Plaza Senayan

Hari ini aku mengalami kejadian yang kurang enak sebagai (calon) kustomer. Pertama, di Sushi Tei Plaza Senayan. Pegawai yang memegang buku waiting list  memperlakukanku seakan-akan brand tempatnya bekerja adalah tempat makan eksklusif. Maksudku, tahu tidak seperti apa perlakuan orang di pintu masuk, waktu kau sebagai calon pelanggan menanyakan apakah ada tempat kosong di restoran ekslusif mereka? She is very unhelpful eventhough I do asked nicely and politely. Pertanyaanku ditanggapi singkat dengan senyum yang seakan aku tidak cocok masuk ke dalam tempatnya. Tidak menjawab pertanyaanku, ada berapa nama dalam waiting list sialannya itu. Tidak mau memberikan jawaban taksiran waktu tunggu untuk satu orang, di sushi bar . My goodness! I was just asking for an estimation about how long will I have to wait for a seat at the fncking sushi bar! Nor she'd asked me would I wait that she'd check first to the bar or the cashier. Nor she'd asked my name and/or would I like to be

Jakarta Sepi Tahun Ini

Sekali lagi dapat ajakan "Jakarta Sepi" versi kami sendiri, tidak bergabung dengan komunitas fotografi yang mungkin saja "punya" merk JAKARTA SEPI. Tapi bukan itu yang mau aku ceritakan karena berbagi hasil kegiatan foto lebih menarik daripada perdebatan tentang siapa yang punya merk. Jadinya kami bersekian orang ( No, I don't keep count ) bergembira bersama dan tidak boleh tidak, harus ada foto narsis bersama-sama. Amatir dan Profesional Bergabung Tanpa Membeda-bedakan  Latar Belakang Mungkin ada yang kalian kenal dari wajah-wajah di atas. Pokoknya kami bersuka ria, bersenang-senang, dan aku tentu saja belajar lagi. Seperti diingatkan bahwa masih banyak hal yang harus aku pelajari dalam fotografi, sebuah hobi yang sudah membawaku ke banyak tempat.

Gossip...

Original shot Imaginary dialogue from Syaiful Sometimes, a simple snapshot can became a source of gossip, by just adding an imaginary dialogue...

Welcome to Twitterverse!

Twitter Introduction from Ms. D Today a manager with three kids asked a young colleague, how to "play" Twitter. So this young employee help explained -- with direct "training" -- the dynamics of Twitter, how to modify profile, how to interact with others, etc. It's amazing how deep social media penetrates our daily life! My bet is that the manager's kids are on Twitter too and he feel compelled to understand what is it so he can interact with his children more! Good Dad!

Dalam Panas

Hardcore! Pagi hari ini terasa panas dan tidak nyaman ketika aku mulai berjalan menuju sebuah pasar. Saat itu aku saja kepanasan ketika baru mulai berjalan. Sebentar saja aku sudah kepanasan. Tetapi saat berpapasan, aku kagum melihat orang yang berkostum seperti dia. Betapa tuntutan yang diterima dan kemauan menjalani tuntutan tersebut meskipun sampai (terlihat) menyiksa diri sendiri.

Makan Siang Bersama

Dekat-Jauh: Dame, Nadia, Irene, Ika Ini mungkin satu-satunya foto yang akan mengingatkanku ketika jumlah tim SA dan support-nya masih "lengkap". Saat itu kami semua setuju untuk makan siang bersama pada suatu Jumat siang. Kebetulan waktu istirahat siang lebih lama daripada biasanya yang berarti kami tak perlu terburu-buru menyelesaikan sesi makan. Tentu saja mereka berempat sebagian dari keseluruhan tim kami dalam project yang penuh dengan hikmah. Yeah, kita ambil hikmah dari pelajarannya saja. Pahit sih, tapi ada pembelajarannya. Sebentar lagi semua akan terpencar-pencar karena project ini sudah hampir "selesai" dan berarti kami semua akan disbanded  oleh PMO. Atau divisi apapun yang "berkuasa" di korporasi ini. Hidup? Jalani saja...

"Jalani Saja..."

Beberapa teman memandang semuanya dalam hidup ini sebagai sesuatu yang cukup di-"jalani saja". Bukannya itu seperti apatis? Seperti sudah menyerah? Memangnya hidupmu segini saja? Sudah cukup memuaskan? Tetapi pertanyaan seperti itu, bila diucapkan, bisa menimbulkan salah paham. Terlebih karena kemampuan komunikasiku yang bisa dinilai tidak sensitif. Bagaikan robot. Biarlah. Robot keren. Lebih baik robot manusia daripada manusia yang seperti cacing.

Saturday Me Time

At Anomali Coffee, Setiabudi One Building. Enoying the "kopi asli indonesia". We. Are. Now.®

Does Religion Need THAT Much "Proofs"?

A statue of Jesus oozing holy water? An Indian skeptic debunks miracle - Slate Magazine Do you have any regrets about intervening? Why would one not intervene when somebody gives gullible people sewage to drink? But my reason is broader. The promotion of superstition and belief in paranormal phenomena dulls people's minds and establishes dangerous misconceptions about reality in our society. Such efforts have to be countered. Why do people so readily believe in miracles? For many, the regressive belief in superstitions and miracles is an escape from the hardships of life. Once trapped into irrationalism, they become more incapable of mastering reality. It is a vicious circle, like an addiction . They become vulnerable to exploitation by astrologers, godmen, dubious pseudo-psychologists, corrupt politicians, and the whole mega-industry of irrationalism.

What I SHOULD Do

What I SHOULD Do MORE... Is To See Things From Her Point Of View. I'm Sorry.

Telling Her Because

Patrons at Monolog Coffee I Think It's Better I Tell Linda Directly Than What'd Happened When She Found Out By Other Way. So Just A Couple Of Minutes Ago I Tell Her About This Blog And Even Type The Address In Her Phone. Yes, Right Here In The Monolog Cafe. Because I Care For Her. Hm, How Much The Bill Will Have When We Finish Hanging Out In Here? LOL!

Dick’s Gnosticism

Philip K. Dick, Sci-Fi Philosopher, Part 3 - NYTimes.com Ask yourself: what does one do in the face of a monistic all-consuming naturalism? We can embrace it, hoping to wrest whatever shards of wonder and meaning we can from inquiries into the brain or the cosmos sold as brightly colored trade hardbacks, written by reputable, often prize-winning, scientists. Or we can reject scientific determinism by falling back into some version of dualism. That could mean embracing a spiritual or religious metaphysics of whatever confection, or — if one is still nostalgic for the disappointed modernism of, say, Kafka or Beckett — by falling back upon a lonely, alienated self in a heartless world of anomie.

Menyenangkan Bersamamu...

Hari ini tentu saja kulewatkan bersama si cantik Linda! Selain janji bertemu di sebuah mal di selatan Jakarta, tujuan utamanya adalah menonton film karya sutradara Rusia-Ukraina (?) yang entah bagaimana, Linda bisa tertarik menontonnya. Anyway, sebagai hiburan semata, kurasa "Abraham Lincoln Vampire Hunter" tidak buruk. Meskipun berbeda dengan bukunya, yang sudah lebih dulu kubaca, tapi perbedaan klimaks dan ending cerita memang perlu. Lagipula screenplay-nya dibuat oleh si pengarang bukunya. Jadi aku tak punya alasan untuk protes. Yang penting, Linda terhibur. Dia tersenyum dan tertawa maupun merasa tegang selama pemutaran film. Untukku, itu saja sudah cukup. Dia terlihat cantik dalam dandanan dan pakaian yang sederhana. Aku suka. Sayang sekali hari ini tidak bisa memeluknya. Terlalu banyak orang di mal dan dia seperti lebih suka pegangan tangan saja. Yeah, setidaknya aku bisa membuatnya tertawa. Aku senang!

Quote From: "Future Babble"

Future Babble  by Dan Gardner We really  like babies. ... In evolutionary terms, nothing is more important than reproducing. Among our ancestors, parents who didn't particularly care if their babies were well-fed, healthy, happy, and safe were much less likely to see those babies become adults with children of their own. So that attitude was going nowhere. But those who felt a surge of pleasure, compassion, and concern at the very sight of their darling little ones would take better care of them and be more likely to bounce grandchildren on their knees. Thus the automatic emotional response every normal person feels at the sight of a baby became hardwired, not only among humans but in every species that raises its young to maturity. Maka yang aku pikirkan adalah wajar aku suka tersenyum melihat bayi orang lain yang terlihat lucu, kenyang, tidur dengan nyaman, tersenyum atau tertawa, apalagi yang sedang bermain dengan bahagia. Dorongan alami yang sangat sulit diabaikan untuk punya a

Pameran 200 Tahun Raden Saleh

Billboard Pameran Raden Saleh di Parkiran Museum Nasional

Celebrating Diversity And Promoting Freedom Of Speech

Kira-kira itulah tema tadi di AtAmerika dengan menampilkan Tika and The Dissidents, Tembang Pribumi, comic  Liongky dan Pangeran. Juga memberikan panggung untuk aksi para Little Monsters  Indonesia. Dari judul acara saja seharusnya bisa ditebak bahwa yang kira rayakan adalah kebebasan berkumpul dan mengemukakan pendapat -- selain merayakan keberagaman Indonesia. Seperti yang diucapkan tadi dalam acara, tidak boleh kita menghalangi orang lain berpendapat, meski bertentangan dengan pendapat kita. Tika juga sempat berterima kasih pada FPI karena jadi punya kesempatan bertemu dengan para Little Monster dari Indonesia. Menurutku, semoga di antara mereka ada yang datang langsung atau menonton live streaming dan sebelumnya tidak kenal dengan Tika. akan menjadi penggemar juga. Setidaknya ya berusaha mengenal lebih jauh.  Penampilan Tika tadi memuaskan. Tak sia-sia aku menggemari dia (mereka?) selama ini. Mengingat baru kali ini aku menonton penampilan dia (mereka?), aku harus katakan bahwa ak

Prewedding Photography, From My Own Perspective...

I have a lot of friends whose earning are through photography, so I can guess what would they think of me for writing this.   One of the most lucrative subcategory of photography business is Prewedding Photography. Everybody seemed to be doing this because the demand is quite high. There are a lot of couples want to have some series of photos to display at their reception. Many photographers are offering this service.   I see there can be pressure to the couple to match -- or even out-do -- the photographs displayed at their friends' or relatives' wedding ceremonies. From as low as a couple of millions (in some regions are even lower!), to the big numbers for big customers. From simple outdoor or studio session to trip to other continent, the offer as various as the customers' ability to pay. There are the competition among the photographers for the services offered. There are competitions -- albeit no one would admit --- among the would-be married couples.   A few years ba

Wadda Ya Mean, Mister...

"Persistent, With Smile"

Itulah motto yang harus kupegang dalam menjalankan tugas sekarang ini. Maksud dari "Persistent, With Smile" adalah bahwa aku tetap ngotot mencapai tujuan tugas/ kerja tanpa melupakan untuk terus tersenyum. Terdengar lebih mudah daripada kenyataannya karena saat mendapati hasilnya tak sebanding dengan upaya yang dikeluarkan, bisa jadi terasa pesimis, frustrasi, atau bahkan putus asa dan menjadi apatis! Ini tentu tidak baik dan tidak sehat. Untuk tetap bisa tersenyum dalam arti senyum yang sebenarnya, bukan senyum palsu yang dipaksakan, aku tentu akan mencoba mencari alasan yang pas. Tentu untuk bisa tersenyum dengan tulus dan punya makna, aku sedang ingin tersenyum. Yang kulakukan kemudian adalah menemukan hal-hal yang membuatku bisa tersenyum! Pencapaian kecil, lelucon pribadi, hal menyenangkan yang bisa kunikmati sendiri atau dibagi dengan orang lain. Tetap berusaha keras dengan memikirkan cara dan solusi terbaik, alternatif yang wajar, jalan keluar dari masalah,

Ada Banyak Hal Menarik

Menurutku ada banyak hal menarik yang bisa dilakukan di Jakarta! Dengan sebegitu banyak jiwa yang tinggal di wilayah ibukota ini, ditambah ada banyak kelompok komuter setiap harinya, begitu banyak variasi orang di sini. Bayangkan saja potensi yang ada karena tiap orang sebenarnya punya preferensi tentang apa yang dimaui atau tidak, ingin dibeli atau dinikmati dan mana yang tidak. You get my point . Sekarang yang perlu kulakukan adalah menemukan sesuatu yang cukup menarik yang bisa kami berdua nikmati bersama! Aku maksud adalah diriku dan Linda. Susahnya adalah dia cenderung memilih gedung berpenyejuk udara dan bisa window shopping . Juga menonton film di bioskop. Itu berarti ke mall atau plaza . Sungguh sangat membatasi pilihan. Bukannya aku tak suka ke tempat-tempat seperti itu tapi menurutku ada pilihan-pilihan lain yang bisa dikunjungi pada saat libur seperti hari Minggu ini. Menghabiskan waktu di warung kopi di sebuah mall di pusat kota Jakarta yang sejuk memang menye

Thinkpad Apple Hitam

Hibrida! Sebuah Hibrida! Apple Thinkpad

Menonton Musik Hidup!

Akhirnya begitu ada kesempatan, aku mengajak Linda menonton pertunjukan musik hidup di sebuah pusat kebudayaan Amerika di dalam mal kelas atas di Jakarta. Band jazz yang tampil adalah Nuf Said dari daerah New York, Amerika Serikat. Nuf Said @atamerica

Menjual Diri Sendiri

Kemampuan untuk menjual diri sendiri adalah salah satu soft skill  yang kurasakan tidak cukup kumiliki. Mengingat aku sudah hidup cukup lama, kekurangan ini sangat terasa mengganggu. Apalagi untuk menulis secara rutin seperti ini saja, meng- update  isi blog, rasanya sangat jarang kulakukan. Ternyata bersaing untuk mencari uang itu, apalagi di ibukota negara seperti ini, sangat melelahkan dan menguras emosi. Aku butuh recharge ... Lapangan Kosong di Tengah Kota. Sekosong Perasaanku Saat Ini. Aku ingin ada Linda di sini saat ini bersamaku.

Business Model, Busted!

Itulah yang pertama kali terpikirkan dalam kepalaku saat aku tahu keputusan Linda soal draft business model yang aku kirim. Intinya, aku tak yakin dia akan submit  tepat waktu sebelum batas waktu penyerahan ditutup. Jujur saja, aku sedih dan kecewa. Tapi harus mengingatkan diri sendiri kalau ini adalah kompetisi yang Linda mau ikuti dan sebenarnya dia juga tidak eksplisit meminta tolong kepadaku. Mungkin aku saja yang terlalu bersemangat ingin terlibat sekaligus dorongan terpendam (bawah sadar) untuk pamer pengetahuanku yang sebenarnya belum seberapa. Aku terlalu bersemangat untuk sesuatu yang sebenarnya insignificant . Yah, sudahlah. Sepertinya ini adalah posting terakhir soal business model yang "gagal" sebelum terbentuk konsepnya.

Konsep Awal Dikirimkan!

Jadi dari tadi aku berusaha membuat konsep yang bisa mendeskripsikan business model  yang kumaksudkan pada tulisan sebelumnya. Konsep dari awal sampai akhir - yang memang jauh dari matang - berisi alternatif-alternatif  Game Model, sumber pendapatan atau revenue stream- nya, gimmick  atau insentifnya, premis dasar alias pitching- nya, dan beberapa hal lainnya. Sekarang tinggal memikirkan cara membuat mock-up  model dari website dan tentu saja: NAMA YANG TEPAT! Setelah itu tentu menganalisis kemungkinan atau variasi dari Game Model yang kumaksud dan seberapa mungkin target konsumen itu tertarik untuk bermain? Soalnya tadi aku asal memilih akronim yang menohok tetapi sebenarnya tidak menggambarkan isi layanan malah berpotensi membuat orang untuk tidak memainkan aplikasi tersebut. Tentu saja hal seperti ini salah. Untuk itulah hal seperti itu kuserahkan kepada Linda agar dia yang memikirkannya. Aku tadinya mau membuat mock-up website tersebut tetapi sepertinya ilmu edit gambarku

Business Model. Huh?

Linda menceritakan hal yang menarik kemarin. Di kantornya diadakan semacam kontes kecil-kecilan dengan tema penggunaan jaringan mobile broadband untuk mengeruk keuntungan bagi korporasi penyelenggara sambungan internet tersebut. Hei, memang ini pragmatis. Semua orang senang dengan monetizing apapun yang bisa diuangkan. Aku juga tertarik. Jadi aku memutuskan pitch  ide kasar ke Linda yang mana memang membuatnya tertarik. Ya aku tahu memang masih berupa sesuatu yang sangat kasar biarpun revenue stream  dan   target base consumers  yang lumayan cukup jelas. Sekalian promosi dan melibatkan industri lainnya yang jelas-jelas saat ini membutuhkan segala bantuan yang bisa mereka dapatkan. Ide model usaha ini menggunakan jaringan internet bergerak pita lebar (baca: mobile broadband ), unsur permainan, insentif kecil yang diharapkan membuat ketagihan ( return customers? repeat order? ), insentif besar yang menarik dan sesuai dengan kelompok konsumen yang dituju, dan hal-hal lain yang sehar

Selain Menjadi Robot, Ada Banyak Hal...

Yang seharusnya kuceritakan, kubagikan dalam blog ini, tetapi tidak kulakukan sampai sekarang. Kesibukanku menjadi pekerja yang hanya berorientasi pada uang telah menumpulkan kemampuanku berpikir dan menyusun kisah yang bisa jadi menarik. Ini sungguh mencemaskan dan berbahaya. Akhirakhir ini aku merasa pekerjaan yang kulakukan tidak sesuai dengan apa yang kuinginkan. Tetapi dengan motivasi "kejar uangnya", semuanya tetap kulakukan tanpa memikirkan dampaknya. Sekarang, sudah terasa. Aku bagaikan robot pekerja dalam sebuah pabrik raksasa dimana yang dinilai hanyalah seberapa banyak output per satuan waktu yang bisa aku lakukan. Menyedihkan. Di mana lagi kebanggaan pribadi ketika berhasil menyelesaikan sesuatu? Hilang sudah. Bagaikan robot pekerja yang melakukan segalanya dalam otomasi demi mengejar target sekian angka tapi sense of belonging tidak ada memang menyusahkan. Aku tak tahu apa yang akan terjadi kalau terus seperti ini: Akan jadi apa aku nanti?

Another Story To Tell

But Not Today Because I Am Not Feeling Like Telling...

Berani Taruhan, Calonnya #GAGAL.

Berani taruhan, calon yang didukungnya GAGAL. It Has "Sux" In It, That's Why!

The 2nd "Drive Books Not Cars" Charity Event

Aku pernah menuliskan tentang kegiatan amal Drive Books Not Cars di sini . Aku suka mendukung acara amal sebagai bentuk (minimum) kontribusiku kepada sesama. Jadilah pada Minggu pagi yang sebenarnya sangat menyenangkan untuk beristirahat, aku bangun pagi(!) kemudian buru-buru ke eX di Jl. MH Thamrin untuk berburu buku! Books Enthusiasts!  Waktu aku datang, lapak belum lama digelar dan sudah mulai banyak pengunjung yang sepertinya spesifik datang untuk berburu buku. Yah karena berbarengan dengan salah satu Car Free Day di Jakarta, memang banyak juga orang yang mampir di tengah-tengah kegiatan olahraga di Jl. MH Thamrin-Jl. Jend. Sudirman. Picking The Most Interesting Books!

Setelah Malam Berakhir

Segera Setelah Malam Ini Berakhir, Datanglah BESOK. Nissan X-Trail BESOK

Darling, I Want To

Kopi Tubruk Kesukaan di Anomali Coffee, Jakarta I Must Confess I Am Overjoyed.

Can Not Resist

So here I am at a culture center that promote an event titled "Coffee Day". I have this urge to came because I want to learn more about coffee cycle. Yes, I might have leave the office early but I do have to make choice, especially if this is about Something that I like. Should be able to update about this event later.